BERITABETA.COM, Namlea - Kabupaten Buru mempunyai potensi budidaya tambak udang pada hamparan hutan bakau di Teluk Kayeli hingga Teluk Namlea seluas 1000 hektar.

Hal itu diungkap Bupati Buru, Ramly Ibrahim Umasugi SP MM kepada awak media usai melantik enam Camat beserta sejumlah Kepala SD dan SMP, bertempat di aula Kantor Bupati, Senin (23/08/2021).

Menurut Ramly sudah ada tim yang mensurvey potensi tambak udang dan kepiting pada hutan bakau tersebut dan luas potensinya mencapai 1000 hektar.

Hamparan itu tersebar mulai dari hutan bakau di dekat pelabuhan laut Namlea, mengarah ke Pantai Batu Boy, Saliong, Siahoni, Jamilu, Sanleko, hingga dekat Kota Tua Kayeli.

Diakuinya, potensi besar itu hingga kini belum tergarap dengan baik. Karena itu, Kemenko Manives sangat menaruh perhatian penuh agar potensi itu dapat digarap oleh kelompok nelayan l di Kabupaten Buru.

Melihat cukup besarnya potensi tambak udang itu, saat melantik 6 camat dan sejumah kepala sekolah, secara khusus kepada Camat Teluk Kayeli, Fandi Wael, bupati menitip pesan agar potensi di Teluk Kayeli ini dapat diberdayakan.

Dikatakannya, bahwa Kayeli punya potensi perikanan yang cukup besar. Doeloe, penjajah mengenal Buru dan menjadikan Kayeli sebagai kota karena potensi tersebut, sehingga kejayaan potensi perikanan ini harus dikembalikan.

Lantas apa yang harus dilakukan? Lanjut Ramly, tentunya pospek di bidang perikanan ini yang harus menjadi andalan ke depan dengan adanya hamparan hutan Bakau di Teluk Kayeli.

Hutan bakau ini menjadi tempat bertelur ikan-ikan saat masa bertelur.Berarti bakau perlu dilindungi.

Kemudian beberapa meter di bibir hutan bakau dapat menjadi tempat tambak udang, kepiting dan lainnya.

Potensi udang hutan bakau ini mempunyai nilai jual dan sangat diminati nanti dunia.

Untuk itu Camat diminta koordinasi dengan Dinas Perikanan. Kalau di kabupaten belum ada solusi, lanjut ke propinsi dan sampai ke pusat.

Ramly meyakinkan, potensi tambak udang ini mampu membuka lapangan kerja buat banyak orang dan akan menambah pundi-pundi masyarakat yang bergerak di sektor tersebut. Karena dalam satu hektar tambak mampu menghasilkan 1juta s/d 2juta ekor udang per satu kali panen.

"Itu baru satu sektor, belum lagi budidaya kepiting bakau. Dan ini produk-produk perikanan yang sangat diminati dunia karena skarang masyarakat dunia telah berobah ke pola makan, salah satunya mengkonsumsi siput karena jauh lebih sehat,"yakinkan Ramly.

Untuk berusaha di sektor tersebut, nelayan budidaya bisa mendapatkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah disiapkan pemerintah.

Tahun ini Kabupaten Buru dapat dana KUR tertinggi sesudah Propinsi Maluku, yakni Rp.184 miliar. Namun saat zoom meeting beberapa Minggu kemarin yang baru terserap Rp.44 miliar lebih, artinya belum sampai 50 persen.

"Ini kalau tidak terpakai, maka tahun depan alokasi dana kur untuk Kabupaten Buru akan berkurang,"ujar Ramly.

Oleh karena itu, keenam camat yang batu dilantik, dianjurkan berkoordinasi dengan para kades, dengan kelompok petani dan nelayan yang butuh modal usaha, agar meminta dana KUR itu di  BRI.(*)

Pewarta : Abd. Rasyid T