"Saya sangat mendukung inisiatif ini karena saya rasa Indonesia Timur kesempatannya justru lewat dunia ekonomi digital dan ekonomi kreatif, ini yang harus kita manfaatkan supaya bisa menggerakkan semua komponen masyarakat ke arah yang lebih baik," katanya.

Dalam sambutannya Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku yang dalam hal ini diwakili oleh Syane Lumoly menghimbau seluruh guru di SMA Negeri 6 Ambon untuk memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada dalam mendukung budaya literasi bagi siswa siswi, apalagi dengan hadirnya studio digital pada SMA Negeri 6 Ambon tentu harus didukung oleh SDM yang berkualitas.

"Manfaatkan kemajuan teknologi yang ada jangan sampai sudah punya sarana prasarana tapi tidak diimbangi dengan kualitas SDM, dan para siswa untuk memanfaatkan studio yang ada dengan baik untuk pengembangan kompetensi yang dimiliki semoga dapat bermanfaat dengan maksimal dalam menggali potensi diri untuk kemajuan sekolah," ungkap Syane.

Dirinya berharap dengan di launchingnya Studio Digital di SMA Negeri 6 Ambon ini dapat difungsikan dengan maksimal dalam mengembangkan bakat dan minat siswa.

"Semoga studio yang didirikan ini memberikan kesempatan pada seluruh siswa untuk menunjukkan bakat dan prestasinya secara maksimal untuk mengikuti berbagai macam kompetensi dan festival baik ditingkat lokal, nasional dan internasional," harapnya.

Sementara itu pada kesempatan yang sama, Kepala SMA Negeri 6 Ambon, Wempy Mapussa menyampaikan terima kasih kepada pihak Indosat telah memilih SMA Negeri 6 Ambon menjadi sekolah pertama di Indonesia yang memiliki Studio Digital yang dibuat dari bahan daur ulang.