BERITABETA.COM, Bula – Sejumlah warga Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) mengunggah kesedihan yang mendalam atas tragedi pilu yang menimpa pasangan suami istri (pasutri) M. Jais Hayoto dan Nurjannah Kilwalaga.

Kedua korban yang ditemukan terbujur kaku dengan kondisi yang mengenaskan itu, membuat netizen asal SBT ikut menjadi sedih dan mendoakan arwah mereka.

Seperti dituturkan sejumlah warga, api menghanguskan bangunan apotik Amanah, tempat keduanya nginap. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, pasangan suami istri yang baru menikah sebulan lalu itu,  ditemukan dalam reruntuhan bangunan dengan kondisi tangan saling bergenggam.

Insiden kebakaran ini menjadi tranding topik. Netizen asal kota penghasil minyak itu, menuangkan kesedihan dengan meng-upload sejumlah foto kedua pasangan ini, saat menikah dan berlibur di Pulau Geser.  Ada juga yang meng-upload foto keduanya saat dievakuasi ke RSU Bula. Dan juga saat proses persiapan pemakanan di rumah duka.

Jenazah M. Jais Hayoto dan Nurjannah Kilwalaga saat disemayamkan di rumah duka (FOTO: FB Marhaen Ifhan Dharwin)

“Rumah duka. Korban kebakaran semalam untuk saudara/i kita  pasangan suami istri di kota Bula. Ajal sudah di tangan Allah, sebagai manusia kita hanya bisa berikhtiar,” tulis akun facebook dengan nama Kaka Endy.

Akun facebook dengan nama Rullfy Amin, Minggu sore (28/4/2019) juga menulis status di group New Pilar SBT. Ia  menyampaikan rasa duka yang begitu mendalam dengan menulis sebuah status yang disertai unggahan foto pasangan ini. Rullfy Amin menulis:

“Innalillahi wainnailaihi rojiun, Ade Izul Hayoto, canda tawamu, memikat hati. Refleksi perilaku dan wajahmu saat doa syukuran menjelang hari pernikahanmu sebulan lalu,  begitu polos dan dan lucu. Kini dirimu menjadi kenangan indah. Selamat jalan adeku bersama kehidupan keluarga SAKINAH MAWADAH WARAHMAH bersama Istri tercinta di alam akhirat,”.

Status Rullfy menuai tanggapan dari ratusan netizen yang ikut mendoakan pasangan ini.

Rullfy Amin  kepada beribeta.com melalui saluran telepon selulernya, Minggu malam (28/4/2019) mengaku ikut terpukul dan kaget dengan  insiden kebakaran yang menelan korban pasutri ini.

“Sudaraku, saya ikut berduka, karena perkawinan kedua korban, saya ikut mengatur acaranya. Kabar ini cukup mengagetkan saya,”ungkap Amin penuh nada sedih.

Rullfy kemudian berkisah panjang lebar tetang sosok keduanya. Termasuk foto yang ikut diunggah di laman facebooknya. “Foto adik Izul dan Nur  yang saya unggah itu, adalah momen istimewa keduanya, saat menikah dan berlibur di pantai Pulau Geser,” urainya.

Rullfy juga mengaku kaget, karena beberapa hari lalu Izul, sapaan akrab dari M. Jais Hayoto baru saja pulang menjemput istrinya Nurjannah Kilwalaga di kota Geser.

“Istrinya adalah seorang guru di Kota Geser, dan Izul baru saja menjemputnya disana. Keduanya sampai di kota Bula dan akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Allah sayang mereka berdua dan keduanya ditemukan dalam kondisi saling berpegangan tangan,” ungkap Rullfy yang baru saja pulang dari prosesi pemakaman kedua korban.

Ia  mengisahkan tentang sosok Izul yang pemalu dan pendiam. Izul, kata Rullfy menikah di awal bulan Maret lalu. “Tepatnya hari kamis saat itu keduanya melangsungkan akad nikah,” jelas Amin.

Usai menikah, istrinya lalu kembali ke tempat tugas di Kota Geser untuk menjalankan tugas sebagai guru. Sedangkan Izul membantu usaha kakaknya menjaga apotik Amanah yang berlokasi di Jalan MS. Pardede, Kota Bula itu. “Seanteru kota Bula seakan tidak percaya, karena begitu cepat keduanya pergi, setelah baru sebulan mereka menikah,” bebernya.

Pasutri yang menjadi korban amukan si jago merah ini, diketahui kini berusia sekitar 39 tahun. Kabarnya, sang istri dalam kondisi hamil muda. Insiden tragis yang menimpa keduanya terjadi sekitar pukul 03.30 Wit, Minggu (28/4/2019) dini hari.

Sejumlah saksi mata menuturkan, api merambat begitu cepat. Diduga kuat sumber api berasal dari nyala lilin, Sebab, kebakaran terjadi saat listrik padam di kota Bula. Api menjadi besar, lantaran kios berkonstruksi papan yang berdekatan dengan bangunan apotik itu,  juga menjual BBM eceran.

Saat kejadian naas itu, korban pasutri ini berada di lantai dua bagunan Apotik Amanah. Mereka terjebak dan tak bisa menyelamatkan diri. Amin menduga upaya menyelamatkan diri yang dilakukan keduanya terhambat lantaran mereka juga menghirup asap yang mengandung bahan kimia, karena terbakarnya obat-obatan di apotik tersebut.

“Bagian belakang bangunan apotik itu, masih berkonstruksi papan, kemungkinan api lebih dulu membakar bagian belakang bangunan, sehingga dengan cepat menghaguskan bangunan itu,”beber Amin. (BB-DIO)