BERITABETA.COM, Ambon – Putra Maluku yang sukses jadi pengusaha di bidang perbankan dan perhotelan di Jakarta, Soedeson Tandra, mengimbau agar masyarakat di tanah kelahirannya tidak melulu berharap jadi Aparatur Sipil Negara (ASN), melainkan menggeliatkan industrialisasi demi mengatasi persoalan ekonomi keluarga.

“Kalau mau berharap kerja di pemerintah, susah. Di manapun, di negara lain, tak ada pemerintah yang bisa menampung semua (pencari kerja),” kata Soedeson Tandra di Ambon, Minggu (24/03/19).

Menurut dia, industrialisasi merupakan solusi atas persoalan ekonomi yang selalu dikeluhkan masyarakat. “Industrialisasi yang saya maksud artinya masyarakat sendiri yang menciptakan pekerjaannya,” katanya.

Dia mengatakan, masyarakat dapat memulai dengan menciptakan industri skala kecil atau rumah tangga. Mereka dapat  memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di sekitarnya. “Kita jangan bikin sesuatu yang tidak ada bahan bakunya di sini. Berdayakan sesuatu yang ada di sini. Contoh, kelapa,” ujarnya.

Dijelaskannya, kelapa dapat diolah menjadi pangan kemasan yang bernilai ekonomis seperti Coco fiber, nata de Coco, fresh coconut water, dan lainnya.

“Itu semua bisa dikerjakan dan bahan bakunya melimpah. Yang paling aneh, pemerintah tidak melihat itu. Atau, kita bicara soal ikan. Sumber daya kita tersedia, tinggal diolah. Tapi itu kurang ditangkap oleh pemerintah,” katanya.

Provinsi Maluku merupakan daerah kepulauan dengan luas lautnya sebesar 92,4 persen dari total luas wilayah. Hal itu menunjukan, sumber daya laut Maluku berlimpah ruah. Sementara di daratan, tanaman rakyat yang mendominasi lahan-lahan perkebunan adalah kelapa.

Data yang dirilis Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Maluku pada 2010 menyebutkan, luas areal perkebunan kelapa di seluruh wilayah Maluku mencapai 94,906 persen, namun yang produktif hanya 74,386 hektar saja dari total luas perkebunan.

Soedeson Tandra mengatakan, persoalan alokasi dana dari pusat yang minim bukan menjadi alasan industrialisasi di Maluku tidak berkembang. Melainkan dibutuhkan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM), keterbukaan informasi, infrastruktur yang tersedia dan regulasi. “Pengusaha itu tak perlu (barangnya dijual dengan) mahal, yang penting mereka dapat untung,” ungkapnya.

Dia lantas mencontohkan, industrialisasi di Jerman yang maju, padahal hampir semua bahan baku untuk produksi diimpor dari negara lain. Ditambah lagi, upah buruh di negara itu sangat tinggi.

“Tapi di sana tetap ada investasi. Barang-barang produksi mereka dijual dengan harga tinggi di negara-negara lain. Orang tetap mau beli. Jadi, yang dibutuhkan di sini iklim usahanya,” kata Tandra.

Dia menambahkan, iklim usaha itu bisa diciptakan, bila empat faktor yang mempengaruhi geliat usaha sudah tersedia, yaitu kesiapan tenaga kerja, keterbukaan informasi, infrastruktur, dan regulasi. Selain itu, pemerintah mesti mempermudah izin usaha dan investasi. (BB-ENY)