BERITABETA.COM – Tinggal dalam hitungan hari, jabatannya sebagai Wakil Presiden RI akan berakhir. Jusuf Kalla mengaku akan mengisi waktunya untuk lebih fokus beribadah.

“Insyallah hari Minggu itu hari bebaslah, kemudian. Bebas artinya waktu banyak beribadah banyak waktu untuk fastabiqul khairat. Jadi syarat turut serta fastabiqul khairat ini kan harapan kita semua,” kata Jusuf Kalla saat meresmikan Masjid At-Tanwir di Gedung Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2019).

Pada peresemian tersebut JK juga berterima kasih kepada Muhammadiyah yang telah bekerja sama dengan baik dengan pemerintah. Dia berharap, Muhammadiyah bisa membangun masjid lebih banyak.

“Karena Muhammadiyah, fastabiqul khairat (berlomba-lombalah berbuat kebajikan), ya lomba-lombalah untuk menyelesaikan mesjid ini,” ungkap Jusuf Kalla.

Pada 20 Oktober 2019, Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo atau Jokowi-Ma’ruf Amin akan dilantik di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat. Pelantikan tersebut akan dimulai pada pukul 14.00 WIB.

Jusuf Kalla mengungkap selama menjabat menteri hingga dua periode menjadi wakil presiden, kesulitan yang dialaminya adalah mendamaikan berbagai konflik di Indonesia, mulai Aceh, Poso, hingga Konflik Ambon.

“Tersulit dicapai adalah perdamaian, paling sulit, perdamaian, Aceh dulu, Poso, Ambon itu paling sulit,” ujar JK saat mendapat pertanyaan dari siswa SMP Islam Athirah Makassar, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (17/10/2019).

JK merupakan inisiasi perdamaian sejumlah konflik di Indonesia, mulai dari konflik Poso yang berakhir pada 20 Desember 2001 setelah deklarasi Malino. Saat itu, JK menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di era Pemerintahan Megawati Soekarnoputri.

Kemudian, JK juga terlibat dalam menengahi konflik Aceh yang ditandai dengan penandatanganan damai Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Indonesia yakni perjanjian Helsinki. JK mengatakan, tidak mudah untuk mendamaikan konflik-konflik tersebut.

“Itu orang berkelahi, itu kita damaikan paling sulit, butuh waktu berbulan-bulan untuk mencapai, tapi alhamdullilah tercapai,” ujar JK.

JK juga ditanya para siswa tentang hal yang paling berkesan selama menjabat wapres selama 10 tahun tersebut. Ia menyebut, hampir semua berkesan karena semua tugasnya dijalani dengan ikhlas.

“Bagi saya semua tugas itu harus dengan ikhlas, karena itu semua berkesan, tugas begitu banyak tiap hari baik dalam negeri, luar negeri, saya harus ke luar negeri tiap tahun, ke daerah daerah, semua berkesan,” ujar JK.

Namun, ia pun kembali menyinggung soal perdamaian yang menjadi salah satu capaiannya selama menjadi wapres.

“Tentu juga kalau mendamaikan orang yang berkonflik atau yang berperang itu juga paling berkesan yang dicapai, tentu tidak mudah tapi Insyallah tercapai seperti itu,” ujar JK.

Kisah Hidupnya

Jusuf Kalla lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada tanggal 15 Mei 1942 sebagai anak ke-2 dari 17 bersaudara dari pasangan Haji Kalla dan Athirah, pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group.

Jusuf Kalla bersama kedua orang tua yang mendirikan NV Hadji Kalla

Di Makassar, Jusuf Kalla dikenal akrab disapa oleh masyarakat dengan panggilan Daeng Ucu. Jusuf Kalla menikah dengan Hj. Mufidah Miad Saad, dan dikaruniai seorang putra dan empat putri, serta sepuluh orang cucu. Pada tanggal 10 September 2011, Jusuf Kalla mendapat penganugerahan doktor Honoris Causa dari Universitas Hasanuddin, Makassar.

Pengusaha

Selain berkiprah di bidang Politik, sosok jusuf Kalla sejatinya lebih dikenal sebagai seorang pengusaha sukses di Makkasar. Hal ini dimulai dari kerja keras Haji Kalla dan Hajjah Athirah Kalla yang memulainya dari sebuah perusahaan tekstil di Kota Watampone, Sulawesi Selatan.

Dilansir dari kallagroup.co.id, bisnis yang mereka rintis kemudian berkembang hingga merambah ke wilayah Makkasar. Kesuksesan ini dilanjutkan dengan pendirian NV (Namlozee Venonchap) Hadji Kalla Trading Company.

Jusuf Kalla pun akhirnya diserahi tugas untuk melanjutkan bisnis keluarga tersebut. Di tangannya, NV Hadji Kalla mulai mengembangkan sayap bisnisnya di berbagi sektor. Selain perdagangan dan logistik, perusahaan keluarga itu juga menekuni usaha otomotif sebagai importir mobil merek Toyota. Sejak saat itulah, Jusuf Kalla pun mulai dikenal sebagai salah satu pebisnis ulung di Indonesia.

Setelah berhasil menjadi importir mobil Jepang di Indonesia, NV Hadji Kalla mulai melirik bisnis mesin traktor pertanian yang bertindak sebagai agen resmi di Indonesia. Pada 1980, Jusuf Kalla mulai serius menekuni bisnis otomotif dengan mendirikan PT Makassar Raya Motor yang menjadi dealer bagi merk mobil Daihatsu dan dealer truk Nissan Diesel.

Dengan berkembangnya industri otomotif nasional, PT Makassar Raya Motor pun ikut menjual mobil Timor buatan lokal Indonesia yang kini berubah menjadi KIA Shepia danChrysler.

JK bersama sejumlah cucunya

Pada era 1990-an, Perusahaan dengan cepat merambah ke sektor pembangunan infrastrukur. Maka, berdirilah PT Bumi Sarana Utama yang fokus terhadap penjualan aspal curah. Di sektor properti, usaha yang kini dikenal sebagai Kalla Group tersebut mendirikan PT Baruga Asrinusa Development.

Perusahaan itu mengembangkan berbagai kawasan perumahan elit dengan berbagai fasilitas seperti perkantoran, tempat rekreasi, sarana pendidikan, dan sarana keagamaan. Dilansir dari forbes.com, Jusuf Kalla masuk daftar sebagai 40 orang terkaya di Indonesia dengan jumlah aset $185 juta di peringkat ke-29 (data 2018).

Organisasi

Pengalaman organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan Jusuf Kalla antara lain adalah Pelajar Islam Indonesia (PII) Cabang Sulawesi Selatan 1960–1964, Ketua HMI Cabang Makassar tahun 1965–1966, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) 1965–1966, serta Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tahun 1967–1969.

Sebelum terjun ke politik, Jusuf Kalla pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan. Hingga kini, ia pun masih menjabat Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) di alamamaternya Universitas Hasanuddin, setelah terpilih kembali pada musyawarah September 2006.

Tahun 1968, Jusuf Kalla menjadi CEO dari NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinannya, NV Hadji Kalla berkembang dari sekadar bisnis ekspor-impor, meluas ke bidang-bidang perhotelan, konstruksi, pejualan kendaraan, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, kelapa sawit, dan telekomunikasi.

Karier Politik

Jusuf Kalla menjabat sebagai menteri di era pemerintahan Abdurrahman Wahid (Presiden RI yang ke-4), tetapi diberhentikan dengan tuduhan terlibat KKN. Jusuf Kalla kembali diangkat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di bawah pemerintahan Megawati Soekarnoputri (Presiden RI yang ke-5). Jusuf Kalla kemudian mengundurkan diri sebagai menteri karena maju sebagai calon wakil presiden, mendampingi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dengan kemenangan yang diraih oleh Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI yang ke-6, secara otomatis Jusuf Kalla juga berhasil meraih jabatan sebagai Wakil Presiden RI yang ke-10. Bersama-sama dengan Susilo Bambang Yudhoyono, keduanya menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI yang pertama kali dipilih secara langsung oleh rakyat.

Ia menjabat sebagai ketua umum Golongan Karya menggantikan Akbar Tanjung sejak Desember 2004 hingga 9 Oktober 2009. Pada 10 Januari 2007, ia melantik 185 pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan Kekaryaan Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golongan Karya di Slipi, Jakarta Barat, yang mayoritas anggotanya adalah cendekiawan, pejabat publik, pegawai negeri sipil, pensiunan jenderal, dan pengamat politik yang kebanyakan bergelar master, doktor, dan profesor.

Melalui Munas Palang Merah Indonesia XIX, Jusuf Kalla terpilih menjadi ketua umum Palang Merah Indonesia periode 2009–2014 dan terpilih untuk kedua kalinya pada Munas XX untuk periode 2014–2019[4]. Selain itu ia juga terpilih sebagai ketua umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia periode 2012–2017 dalam Muktamar VI DMI di Jakarta.

Menjelang Pemilu Presiden 2009

Setelah tidak berkomitmen untuk koalisi dengan Partai Demokrat, ia ditetapkan dalam Rapat Pimpinan Nasional Khusus Partai Partai Golkar sebagai Calon Presiden dalam Pemilihan Presiden 2009. Dalam perkembangan terakhir, JK memutuskan menggandeng Ketua Umum Partai Hanura Wiranto sebagai cawapresnya. Namun JK dinyatakan kalah dalam quick count (hitung cepat) yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei maupun hasil tabulasi Komisi Pemilihan Umum.

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menyampaikan pidatonya pada Sidang Umum PBB, pada tahun 2014 di New York, Amerika Serikat. Jusuf Kalla digandeng calon presiden Joko Widodo dalam ajang Pemilihan Presiden 2014. Pasangan ini kemudian dalam pengundian mendapat nomor urut dua dan mempunyai tagline populer, “Salam Dua Jari”.

Oleh Komisi Pemilihan Umum, tanggal 22 Juli 2014 atau enam hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 1435 H, Jokowi-JK memenangkan pilpres namun ditolak oleh kubu Prabowo-Hatta yang kemudian menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Serangkaian sidang di MK ternyata menolak permohonan kubu Prabowo-Hatta dan secara hukum menguatkan legitimasi Jokowi-JK selaku presiden dan wapres terpilih periode 2014-2019. JK dilantik sebagai wapres pada 20 Oktober 2014.

Seiring dengan pelantikannya tersebut, ia adalah wakil presiden pertama yang terpilih untuk dua kali masa jabatan melalui pemilihan umum. Masa jabatan pertama dilaluinya bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2009.

Wapres 2014

Dilansir dari finance.detik.com, Jusuf Kalla mengumumkan harta kekayaanya di Komisi Pemilihan Umum dan dihitung pada tanggal 19 Mei 2014. Dengan total kekayaan mencapai Rp 465.610.495.057, sumber uang tersebut terdiri dari harta tidak bergerak sebanyak 51 bidang dengan nilai Rp 121.817.192.000,harta bergerak 4 unit dengan nilai Rp 525 juta dan Rp 538.300.000.

Selain itu, Pengusaha dan politisi yang akrab disapa JK tersebut, memiliki surat berharga senilai Rp 334.803.839.290 dan $ 357.751, plus Giro senilai Rp 6.945.423.767 dan US$ 700.613.  (berbagai sumber)