BERITABETA.COM, Jakarta - Dirjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Tb Haeru Rahayu mengatakan, KKP mulai membangun kampung budidaya rumput laut di Kawasan Timur Indonesia, tepatnya di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra).

Kampung budidaya rumput laut ini dilakukan sebagai upaya untuk mengembangkan salah satu komoditas unggulan subsektor perikanan budidaya tersebut.

"Pemerintah melakukan intervensi dengan membangun lahan baru berupa kampung rumput laut yang diproyeksikan akan dibangun mulai tahun depan di Maluku Tenggara dan Sumba Timur," kata Haeru Rahayu dalam siaran pers di Jakarta dikutip dari Tempo.co, Minggu (3/10/2021).

Menurut Tb Haeru Rahayu, untuk lokasi lain tidak akan ditinggalkan. Lokasi tersebut akan dilakukan pembinaan serta akan dihubungkan dengan pihak swasta maupun lembaga permodalan untuk pengembangan daerahnya.

Ia menjelaskan, dua dari tiga program terobosan yang diusung oleh KKP untuk memajukan sektor kelautan dan perikanan Indonesia bermuara pada perikanan budidaya.

Program terobosan ini meliputi pengembangan perikanan budi daya untuk ekspor yang didukung riset kelautan dan perikanan serta pembangunan kampung-kampung perikanan budi daya tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal.

"Rumput laut memiliki prospek yang sangat bagus, namun memerlukan pendekatan holistik terhadap seluruh pemangku kepentingan seperti jajaran Pemerintah Pusat dan Daerah, stakeholder, akademisi, pelaku bisnis, media hingga masyarakat," kata Tebe sebutan akrab Tb Haeru Rahayu.

Menurut dia, untuk mencapai target produksi rumput laut yang diproyeksikan meningkat dari 9,78 juta ton di tahun 2019 menjadi 12,3 juta ton di tahun 2024, KKP merancang rencana kerja melalui ekstensifikasi dan intensifikasi lahan budi daya baik dengan peningkatan produktivitas maupun pembukaan lahan baru.

Tebe menilai kerja sama yang telah dibangun dengan Yayasan Kalimajari dengan menerapkan pendampingan teknologi kepada pembudidaya di NTT, Papua dan Papua Barat telah mampu mendorong kemitraan untuk meningkatkan penelitian dan produksi bibit rumput laut.

Hal itu, ujar dia, merupakan bagian yang sangat penting sebagai bentuk partisipasi pengembangan budidaya rumput laut Indonesia khususnya di wilayah timur.

"Selain itu, strategi, sistem penyediaan dan distribusi rumput laut beserta pengetahuan budidayanya juga turut diperbaharui serta membangun keterlibatan intermediary bibit rumput laut swasta untuk sumber bibit yang berkelanjutan," papar Tebe.

Tebe optimistis bahwa kebijakan yang diambil oleh KKP dapat menjembatani persoalan yang dihadapi terutama terkait penurunan kualitas bibit yang masih menggunakan metode konvensional.

Apalagi, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya juga memiliki 15 unit pelaksana teknis di seluruh Indonesia yang bisa dijadikan mitra di lapangan untuk bersinergi mendukung program peningkatan produktivitas budidaya rumput laut (*)

Editor : Redaksi