BERITABETA.COM, Ambon — Dosen Fakultan Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Prof Alex Retraubun mengungkapkan, rumput laut bisa meningkatkan ekonomi masyarakat di Provinsi Maluku.

Karena itu, dia menyarankan agar potensi rumput laut ini harus dimaksimalkan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat.

"Rumput laut itu bisa menggerakkan ekonomi kerakyatan. Kalau migas tidak mungkin masyarakat kecil bisa ambil bagian di sana, itu bagian pusat saja. Jadi potensi yang ada ini harus dimaksimalkan untuk menggerakan ekonomi masyarakat," ungkap Prof Alex Retraubun di Ambon, Jumat (31/1/2025).

Retraubun membeberkan, daerah di Provinsi Maluku yang berpotensi besar untuk pengembangkan industri budidaya rumput laut yakni Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Kota Tual, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), Kepulauan Aru dan Maluku Barat Daya (MBD).

“Maluku Tenggara itu pulaunya berlapis-lapis, sehingga produksi rumput laut tidak harus bergantung angin musim apa pun. Ini menjadi salah satu alasan utama kenapa Maluku Tenggara menjadi sasaran untuk pengembangan budidaya rumput laut,” bebernya.

Mantan Wakil Menteri (Wamen) Perisdustrian Republik Indonesia ini menerangkan, budidaya rumput laut ini bisa dipanen sepanjang tahun setiap 45 hari.

Karena itu kata dia, untuk menjaga keberlangsungan hilirisasi industri kerakyatan itu harus dibangun pabrik, agar ada kepastian hasil dari budidaya untuk langsung diproduksi

"Rumput laut dapat diolah menjadi tiga hal yakni bahan makanan, kemudian bisa diolah menjadi bahan industri seperti bahan tambahan pengeboran ramah lingkungan hingga untuk kebutuhan farmasi atau obat-obatan," terangnya.

Dia menambahkan, dengan hilirisasi industri maka Maluku tidak lagi mengirim bahan mentah keluar daerah atau keluar negeri, sehingga nilai setiap komoditas akan lebih tinggi dan tentunya meningkatkan perekonomian para pelaku industri hingga masyarakat kecil.

Untuk diketahui, ekspor rumput laut dari Provinsi Maluku merupakan salah satu komoditas ekspor yang potensial.

Dimana, Kabupaten Maluku Tenggara telah ditetapkan sebagai salah satu daerah pengembangan modeling budidaya rumput laut oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Produksi rumput laut di Maluku Tenggara terus meningkat, bahkan pada tahun 2023 mencapai 40 ribu ton rumput laut basah.

Jika hilirisasi industri rumput laut dilakukan, maka masyarakat setempat tidak lagi mengirim rumput laut basah saja melainkan dapat memproduksi produk-produk olahan yang memiliki nilai jual tinggi. (*)

Editor : Redaksi