BERITABETA.COM, Jakarta — Luas lahan potensial budidaya rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Provinsi Maluku mencapai 8,6 ribu hektar.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Tb Haeru Rahayu dalam rilis yang diterima beritabeta.com pada Jumat (6/8/202) malam.

Haeru mengungkapkan, terlihat dari data Dinas Perikanan Malra yang luas lahan potensial tersebut, jumlah pembudidaya sebanyak 2,2 ribu orang yang menggeluti budidaya rumput laut.

"Artinya ada geliat budidaya rumput laut yang besar dari masyarakat Kabupaten Maluku Tenggara,” ungkap Tb Haeru Rahayu.

Ia membeberkan, kawasan potensial budidaya rumput laut di Malra baru dimanfaatkan sekitar sekitar 9,7 %, sehingga KKP hadir melalui program modeling budidaya rumput laut untuk mendorong geliat budidaya rumput laut di daerah itu.

Tebe mengaku, informasi yang diperoleh, rumput laut terbaik di dunia itu salah satunya berasal dari Provinsi Maluku. Sementara rumput laut terbaik di Maluku itu berasal dari Malra.

“Diperoleh data, musim tanamnya, yakni dari bulan Maret hingga Oktober. Artinya Maluku Tenggara memang cocok untuk dikembangkan budidaya rumput laut,” bebernya.

Dia menguraikan, berdasarkan satu data KKP, produksi rumput laut di Malra tidak berpengaruh dengan adanya pandemi Covid-19 lalu, sebab dari tahun 2020 hingga 2023 terus mengalami peningkatan.

Tercatat produksi rumput laut di Malra pada 2023 mencapai 40 ribu ton rumput laut basah. Dimana kata dia, masyarakat pesisir Malra ini banyak yang menopang hidupnya dari budidaya rumput laut.

"Sangat jelas terlihat melalui budidaya rumput laut dapat meningkatkan kualitas sumberdaya masyarakat dan untuk menunjang perekonomian kawasan pesisir,” urainya.

Pihaknya menegaskan, pembangunan modeling budidaya rumput laut di Malra sama seperti di Rote Ndao, sehingga modeling budidaya rumput laut di Malra juga akan dibangun Unit Produksi Bibit Rumput Laut (UPBRL) kultur jaringan, kebun starter, kebun bibit rumput laut dan budidaya rumput laut.

"Kami sangat berharap Pemerintah Daerah Maluku Tenggara dapat mengelola, memanfaatkan dan mengoperasionalkan modeling budidaya rumput laut ini dengan baik dan berkelanjutan. Terutama untuk penyediaan SDM yang bisa menangani produksi bibit rumput laut kultur jaringan di UPBRL nantinya,” tegasnya. (*)

Editor : Redaksi