BERITABETA.COM, Jakarta — Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri [BSKJI] Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Doddy Rahadi mengungkapkan, potensi lahan budidaya rumput laut di Maluku mencapai 19.509,29 hektar.

Dari jumlah tersebut, lahan yang baru dimanfaatkan di Kabupaten Seram Bagian Barat [SBB] sekitar 929,9 hektar, di Kabupaten Seram Bagian Timur [SBT] 140 hektar dan Kabupaten Kepulauan Aru sebanyak 1.587 hektar.

"Total potensi lahan budidaya rumput laut di Maluku mencapai 19.509,29 hektare. Namun lahan dimanfaatkan di Seram Bagian Barat baru sekitar 929,9 hektare, kemudian Kabupaten Seram Bagian Timur 140 hektare dan Kabupaten Kepulauan Aru 1.587 hektare," ungkap Doddy Rahadi di Jakarta, Rabu (31/8/2022).

Dia mengaku, guna mengoptimalkan lahan tersebut, BSKJI Kementerian Perindustrian melaksanakan Program Dana Kemitraan Peningkatan Teknologi Industri (DAPATI) tahun 2022 untuk wilayah Maluku melalui pengembangan industri lokal pada rumput laut.

Program DAPATI yang dikembangkan oleh Kementerian Perindustrian ini tambah dia adalah pemberian jasa konsultasi industri untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh kelompok budi daya rumput laut Rurehe guna meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing dan kemandirian industri dalam negeri.

“Diantaranya mereka tergabung dalam kelompok budidaya rumput laut Rurehe yang berada di Kabupaten Seram Bagian Barat, dengan kemampuan memproduksi rumput laut Sebesar 8-9 ton per tahun,” akuinya.

Ia berujar, Kementerian Perindustrian Kemenprin bertekad untuk terus menjalankan kebijakan hilirisasi, salah satunya meningkatkan nilai tambah kualitas rumput laut di Maluku.

“Budidaya rumput laut sudah menjadi pekerjaan utama bagi sebagian besar masyarakat pesisir, khususnya di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. Hal ini karena permintaan rumput laut untuk memenuhi pasar ekspor cukup tinggi,” ujarnya. (*)

Editor : Redaksi