BERITABETA.COM, Ambon — Kementerian Kelautan dan Perikanan [KKP] memproyeksikan rumput laut dari hasil budidaya di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara [Malra] jadi komuditas unggulan ekspor.

Hal tersebut didasarkan pada kondisi lingkungan yang masih bagus, sehingga pertumbuhan rumput laut lebih cepat dan memiliki kandungan karagenan yang lebih tinggi.

“Kami beri support penuh untuk daerah-daerah potensial yang mau mengembangkan rumput laut. Seperti di Tual dan Maluku Tenggara, dan daerah potensial lainnya,” ujar tutur Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu dalam rilis yang diterima beritabeta.com di Ambon, Kamis (15/9/2022).

Tebe mengungkapkan, Indonesia memiliki luas lahan marikultur 12,3 juta hektare, sementara potensi itu baru digarap 102 ribu hektare atau baru 0,8%.

Saat ini Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar kedua di dunia di bawah China (FAO 2020) dan memasok bahan baku rumput laut khusus untuk jenis Euchema cottonii.

"Jika potensi itu yang ada bisa dimaksimalkan, tidak mustahil Indonesia bisa menjadi raja rumput laut dunia," ungkapnya.

Menurutnya, rumput laut mudah diaplikasikan dan cepat dipanen. Budidaya rumput laut tambah dia bahkan menyerap banyak tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Praktik budidaya rumput laut ramah lingkungan, emisi rendah karbon, mereduksi polutan dan berpotensi sebagai renewable resources.

"Rumput laut itu unik, dan ini sangat merakyat. Tapi jika dikembangkan maksimal bisa menjadi sumber ekonomi besar,” ucapnya.

Sebagai salah satu upaya, KKP melakukan terobosan-terobosan untuk terus mengembangkan rumput laut, salah satunya penyediaan bibit rumput laut berkualitas hasil teknologi kultur jaringan atau metode reproduksi vegetatif yang mengembangbiakan potongan jaringan pada media hingga membentuk individu baru.

Dimana, dengan pengaplikasian teknologi ini dinilai dapat memperbaiki mutu bibit rumput laut.

“Hingga kini, KKP telah memberi tugas kepada enam Unit Pelaksana Teknis [UPT] Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sebagai pusat penghasil bibit rumput laut kultur jaringan.

Diantaranya Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung, Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon dan Lombok, Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara, serta Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo dan Takalar,” ujarnya. (*)

Editor : Redaksi