Mantan Kapolda Maluku Kunjungi Gunung Botak, Ini yang Dilakukan
Ia sempat menyentil kalau di Indonesia terdapat kurang lebih 200 titik spot yang mengandung potensi kandungan emas dengan pengolahan serta kendala berbeda pula .
Martinus Male berharap, penelitian ini akan menjadi holding (perusahaan induk). Untuk mencapai hasil studi yang baik, akan dijaring tentang dampak fisika maupun kimia, juga dampak sosial ekonomi dari kegiatkan PETI di Gunung Botak yang mulai marak sejak November tahun 2012 lalu.
Aktifitas ilegal di GB ini mulai terhenti setelah ditutup paksa sejak 15 November 2015 lalu. Namun beberapa saat kembali bergeliat, sehingga aparat keamanan sering kali melakukan penertiban.
Gunung Botak benar-benar besih dari tambang ilegal saat Irjen Pol Royke menjabat Kapolda Maluku.
Dijelaskan, studi ini juga akan menyentuh harapan masyarakat tentang metode atau teknik ekstraksi emas yang ramah lingkungan, guna menjamin pertambangan emas berkelanjutan.
"Praktik pertambangan yang mendasarkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan berperan penting bagi pencapaian pembangunan nasional dan pada akhirnya kesejahteraan rakyat secara umum,"kata Male.
Pada kesempatan itu rombongan juga menanyakan tentang sejarah tambang Gunung Botak mulai dari awal mula, mekanisme kerja, cara pengolahan, kendala selama aktifitas penambangan dan dampak ekonomi bagi masyarakat.
Dari Anahoni, Royke dan rombongan menuju Kota Tua Kayeli dan bersua dengan warga di Balai Desa Kayeli. Royke sempat mengingatkan masyarakat terhadap dampak kerusakan lingkungan akibat tambang ilegal.
Masyarakat yang berkumpul di Balai Desa diberi angket studi untuk diisi sesuai dengan fakta yang mereka alami selama ada tambang di Gunung Botak.
Dalam kesempatan itu, Abdullah Wael meminta agar pengamanan di GB juga dilakukan tokoh adat, dengan alasan pintu masuk ke sana cukup banyak (BB-DUL)