Hari itu, Arwin harus berhadapan dengan pesilat asal Sumatera Utara, Muhammad Nuansyah Putra Ramadhan di partai semi final.

Laga pun berlangsung seru. Jual beli serangan tak mampu dibendung. Arwin tak mundur sejengkal pun dalam laga itu. Tendangan depan, jejang (dorong) dan sabit (melingkar ke samping) menjadi pilihan Arwin.

Si pendiam ini, sadar akan kekurangannya. Arwin memang kalah tinggi dari postur badan lawannya. Tapi kecerdasannya terlihat lewat caranya meladeni lawan berat di pagi itu.

Namun, langkah Arwin akhirnya terhenti di babak ke tiga setelah menjatuhkan Muhammad Nuansyah Putra Ramadhan dengan sebuah pelanggaran. 

Wasit kemudian menjatuhkan sanksi di menit-menit terkahir hingga laga berakhir dengan skor 50 : 20 untuk kemenangan pesilat Sumut itu.

Cabor Silat Maluku harus puas dengan meraih medali perunggu. Perolehan medali ini menjadi tanda baik, sebab Cabor Silat samasekali tidak ditargetkan meraih medali.

"Kita datang tanpa target. Jika hari ini ada medali yang kita raih itu sebuah berkah yang harus disyukuri," ungkap Pelatih Silat 
Ahmad Alhamid usai laga berakhir.

Setelah laga penting itu, asa Kontingen Maluku pun mulai bangkit, disusul dengan kabar gembira lainnya yang datang dari Cabor Kempo.

Pesilat Muda Harapan Maluku 

Putra kedua dari pasangan Arsad Ibrahim - Norma Rumaday ini ternyata bukan pesilat kaleng-kaleng.  Di usia yang baru memasuki 21 tahun, Arwin ternyata sudah 4 kali mengikuti kompetisi di tingkat nasional. 

Arwin pernah menyebet medali emas di ajang Championship yang berlangsung di Yogyakarta tahun 2018. Kemudian sukses meraih medali perunggu di turnamen Prabowo Cup yang berlangsung di Jakarta tahun 2018.