BERITABETA.COM, Ambon –  Selain memiliki talenta di bidang musik, anak-anak Ambon juga memiliki perhatian yang sangat besar akan kelestarian lingkungan.

“Hari ini kami memulai dari pantai. Selanjutnya aksi ini kami lanjutkan ke daerah sungai dan juga pemukiman warga dengan membersihkan sampah dari selokan-selokan,”

Bakat yang dikandung berupa seni melantunkan lagu dan bermain musik, membuat mereka begitu pekah melihat segalan sesuatu dari sisi positifnya.

Inilah yang dilakukan anak-anak Ambon yang tergabung dalam Komunitas Anak Peduli Lingkungan (KAPL) LEBEBAE. Komunitas ini lahir di Negeri  Amahusu, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon. Nama LEBEBAE adalah sebutan dalam dialeg orang Ambon yang artinya lebih baik.

Penggagasannya adalah Kezia Tulalessy yang sekaligus menjadi koordinator LEBEBAE. Ide Kezia kemudian diwujudkan, dengan mengajak beberapa temannya Vira Lekatompessy, Adel Yesayas, Nadine,Yuli, Sefanya, Aneke, Delvis, Jesa dan melibatkan 20 anak lainya dari komunitas Ukulele bimbingan seniman Maluku, Nicho Tulalessy.

Dengan komunitas ini, puluhan anak Komunitas LEBEBAE  kemudian bergerak menggelar aksi di pantai Amahusu, Selasa (18/8/2020) dengan membersihkan sampah, terutama sampah plastik yang selama ini menjadi ancaman bagi biota laut di Teluk Ambon.

“Kami melihat banyak sampah berserakan di Pantai Amahusu. Dan kebanyakan sampah-sampah itu merupakan sampah kiriman yang tersapu arus dan ombak, sehingga membuat pantai menjadi tercemar,” kata  Kezia Tulalessy kepada beritabeta.com, Rabu (19/8/2020).

Kepedulian Kezia bersama puluhan temannya di Komunitas LEBEBAE patut diapresiasi. Pasalanya, jumlah sampah di Kota Ambon terus mengalami peningkatan, sehingga membutuhkan keterlibatan semua pihak.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP), Kota Ambon pada tahun 2018, jumlah sampah yang tertangani mencapai angka 268, 57 ton per hari.

Jumlah ini terus mengalami peningkatan, jika dibandingkan dengan jumlah sampah pada tahun 2016 yang hanya mencapai 136 ton per hari. Dari jumlah ini DLHP, Kota Ambon saat itu menargetkan  total jumlah sampah di tahun 2019 mencapai 98.029 ton.

Untuk mengatasi masalah persampahan di kota Ambon, Walikota Ambon telah mengeluarkan Kebijakan Strategis Daerah (Jakstrada) untuk mengurangi sampah rumah tangga.

Jakstrada yang ditempuh Walikota Ambon, karena kota Ambon dinilai rawan dengan masalah sampah. Kota Ambon merupakan kota sedang yang berada di pulau kecil dengan luas wilayah 377 KM dengan luas daratan 359,45 km.

Semnatara kota ini dihuni oleh kurang lebih 400.000 jiwa dengan tingkat rutinitas masyarakat yang cukup tinggi dan menjadi pusat aktivitas pemerintahan, pendidikan, dan ekonomi dari kabupaten Kota di Maluku.

“Tingkat pertumbuhan inilah yang membuat sejumlah timbunan sampah di Kota Ambon, diproyeksikan akan terus mengalami kenaikan sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk Kota Ambon. Kita butuh kerjasama dan keterlibatan semua pihak, termasuk warga,”kata Walikota Ambon Richard Louhenapessy dalam sebuah kesempatan.

Ajakan Walikota Ambon ini seperti ‘gayun bersambut’ gadis pemilik nama lengkah Kezia Arabele Tulalessy memulai semua itu dengan membentuk Komunitas LEBEBAE.

Kezia mengaku, sebagai anak, mereka juga punya tanggungjawab untuk menjaga alam atau lingkungan agar tetap bersih. Sebab, karena hidup di alam yang indah, seperti di Amahusu yang ditetapkan sebagai Desa Wisata di Kota Ambon, adalah sebuah berkah Tuhan yang harus dipertahankan.

Kezia bersama puluhan anak ini sebalum terjun ke pantai melakukan aksi pembersihkan sampah, mereka hadir dan melakukan pertemuan di Balai Desa Amahusu. Kedatangan mereka disambut positif oleh para Staf Negri Amahusu.

Seorang anak Komunitas LEBEBAE mendorong gerobak untuk mengangkut sampah

Dari pertemuan itu, disepakati, Komunitas LEBEBAE akan melakukan kegiatan peduli lingkungan 1 minggu satu kali di akhir pekan. Agenda ini akan disesuaikan dengan jam belajar meraka. Kegiatan Komunitas LEBEBAE  juga di bantu orang tua yang juga peduli lingkungan.

“Hari ini kami memulai dari pantai. Selanjutnya aksi ini kami lanjutkan ke daerah sungai dan juga pemukiman warga dengan membersihkan sampah dari selokan-selokan,” terang anak kelahiran Ambon, 21 Ferbuari 2006 itu.

Hal senada juga disampaikan Yuli Efruan salah satu anggota Komunitas LEBEBAE. Ia mengaku menginginkan  agar apa yang di lakukan hari ini dapat menginsiprasi atau menjadi contoh bagi anak-anak lainnya di desa atau negeri  yang ada di kota Ambon dan Maluku umumnya.

Selain melibatkan anak-anak di desa Amahusu, Kezia Tulalessy yang saat ini menjadi siswa kelas 1 SMA Lentera Ambon itu mengaku sudah  menjajaki kerjasama  dengan Directur Ocean Crusader Mr Ian Thomson di kota Brisbane Auatralia.

Kerjasama dengan Ocean Crusader karena mereka punya pengalaman yang cukup hebat di Australia yang berkaitan dengan apa yang mereka mulai lakukan di Amahusu.

“Kita dari Komunitas LEBEBAE akan menggunakan kesempatan ini untuk sharing pengalaman bersama Ocean Crusader,” tandas Kezia (BB-DIO)

SIMAK JUGA VIDEO DI BAWAH INI :