Naturalisasi, Program Jadul di Tangan Erick Thohir
Selain itu terdapat sejumlah pemain bola asal Belanda yang cukup melegenda. Mereka antara lain, Boelard van Tuyl, Pieterseen, Van der Berg, Pesch, dan Arnold van der Vin.
Nama terakhir menjadi pemain naturalisasi tersukses lantaran satu-satunya eks-orang Belanda yang mampu masuk timnas PSSI di era 1950-an.
Van der Vin sebelumnya menjadi kiper andalan UMS (Union Makes Strength), VIJ (kini Persija Jakarta) dan melakoni debutnya di timnas Indonesia melawan tim asal Hong Kong, South China AA pada 27 Juli 1952.
Sayangnya, kiper yang akrab disapa ‘Nol’ itu mesti “terusir” dari Indonesia pada 1954 akibat kebijakan anti-Belanda. Di Belanda, Nol memilih membela klub Fortuna Sittard.
Bisa jadi, fakta ini mencatatkannya sebagai pemain Indonesia pertama yang tampil di salah satu liga bergengsi Eropa.
Namun setahun kemudian, Nol kembali ke Indonesia untuk mengawal mistar PSMS Medan dan comeback ke timnas. Kendati kembali ke skuad Garuda, Nol justru kecewa dengan mundurnya kondisi persepakbolaan nasional.
“Kondisi sepakbola Indonesia berada di level yang buruk. PSSI payah mendidik wasit dan perangkat pertandingan lainnya,” ujar Nol di suratkabar De Nieuwsgier, 6 Mei 1955.
Tapi apa mau dikata, dia sudah memilih kembali ke Indonesia dan terus menjadi pilihan pertama atau kedua di timnas. Nol kembali merantau pada 1956 sampai 1961 ke klub Malaysia Penang FA hingga pensiun.
Sejak itu, persepakbolaan Indonesia nihil dari naturalisasi baik di kompetisi Perserikatan maupun Galatama.
Naturalisasi di Era Tahun 2000-an
Setelah lama terlupakan, era tahun 2000-an menjadi babak baru program Naturalisasi kembali dilakukan.
Sejumlah nama pun tersedot dalam program ini. Christian Gonzales, Raphael Maitimo, Sergio van Dijk, Tonnie Cussel, Stefano Lilipaly, Bio Paulin, Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, Diego Michiels, Johnny van Beukering, Guy Junior, Kim Jeffrey Kurniawan, Ruben Wuarbanaran, dan Ezra Walian.