BERITABETA.COM, Ambon – Kabar terdamparnya ikan paus berukuran jumbo di Dusun Waso, Desa Ullath, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) akhirnya terkonfirmasi, setelah Kapolsek Pulau Saparua bersama personilnya melihat langsung lokasi terdamparnya paus raksasa itu.

“Benar tadi saya dan beberapa anak buah ke lokasi pantai melihat bangkai paus yang mati terdampar itu. Ukurannya cukup besar panjangnya berkisar 15 meter dengan lebar sekitar 3 meter,” kata Kapolsek Saparua, AKP. Roni Ferdi Manawan kepada beritabeta.com, Rabu malam (24/7/2019).  

Roni menjelaskan, kondisi paus itu sudah mulai membusuk dengan bau yang cukup menyengat,  namun masih utuh. Mereka hanya bisa memantau dari jarak yang jauh.

“Ada anak buah saya yang mencoba mendekat, ketika sampai jarak kurang lebih 2 meter, dia tidak bisa menahan bau busuk yang cukup menyengat. Karena kami juga tidak membawa masker, makanya tidak bisa mendekat,” ungkapnya.

Kapolsek Saparua, AKP. Roni Ferdi Manawan bersama anak buahnya meninjau lokasi terdamparnya paus di Pantai Dusun Waso

Kapolsek Saparua ini mengatakan, karena lokasi pantai itu cukup jauh dari pemukiman, maka informasi matinya paus itu juga baru diketahui ketika diberitakan di media sosial dan media ini.

Sebelumnya, seperti diberitakan media ini, paus malang itu, diperkirakan terdampar sudah dua pekan lalu. Terdamparnya  paus berukuran jumbo ini, membuat beberapa warga yang berada di dusun sekitar  terkejut. Sebab, setelah membusuk perut dari paus berukuran 15 meter dengan diameter 3 meter itu, keluar sejumlah sampah plastik.

Leny Latul, salah seorang warga Desa Ullath yang juga berprofesi sebagai tenaga medis (bidan) kepada beritabeta.com, Selasa malam (23/7/2019) mengatakan,  dirinya mendapat informasi terdamparnya paus itu daru warga sekapampung Poly Sapullte.  Mereka awalnya mengira ikan itu kayu besar yang terdampar, namun setelah didekati paus itu sudah membusuk.

Leny menuturkan, warga di desanya tidak ada yang menceritakan ihkwal terdamparnya ikan raksasa itu, karena letak pantai Dusun Waso itu juga berada dibelakang pulau, sehingga informasi keberadaan paus itu tidak diketahui.

“Saat pecah perutnya kata warga yang melihat dari dekat, di perut paus itu keluar sampah plastik berupa botol air mineral dan sejumlah plastik lainnya. Mungkin saat ini bangkainya sudah membusuk dan tinggal kerangka,” kata Leny. (BB-DIO)