Pemprov Maluku Siapkan Layanan Kesehatan untuk Perempuan Korban Kekerasan

"Berkaitan dengan pelayanan kesehatan terhadap anak dan perempuan korban kekerasan, pihaknya melengkapi fasilitas kesehatan di beberapa kabupaten/kota dengan layanan konseling, pemeriksaan medis, hingga rujukan psikologis bagi korban kekerasan"
BERITABETA.COM, Ambon – Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Kesehatan menyiapkan sejumlah fasilitas layanan kesehatan di Puskesmas hingga rumah sakit untuk menangani anak dan perempuan yang menjadi korban kekerasan.
Program ini dilakukan sebagai bentuk komitmen mendukung pemulihan korban secara menyeluruh.
“Kami akan memberikan pelayanan mulai dari tingkat Puskesmas sampai dengan rumah sakit. Saat ini PR kita adalah meningkatkan jumlah rumah sakit dan Puskesmas untuk mendekatkan layanan kepada masyarakat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Maluku dr Yan Aslian Noor di Ambon dikutip dari antara.
Yan mengatakan upaya ini merupakan bagian dari program perlindungan kelompok rentan yang terus diperkuat pemerintah daerah.
Pasalnya, Maluku sebagai provinsi kepulauan memiliki tantangan tersendiri dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada 2024, Provinsi Maluku memiliki 31 rumah sakit dan 237 puskesmas. Sebagian besar dari fasilitas kesehatan tersebut berada di Kota Ambon dan Maluku Tengah.
“Belum lagi di wilayah 3T harus ditambah, ini guna pemerataan akses kesehatan bagi masyarakat,” tuturnya.
Meski demikian, kata dia, berkaitan dengan pelayanan kesehatan terhadap anak dan perempuan korban kekerasan, pihaknya melengkapi fasilitas kesehatan di beberapa kabupaten/kota dengan layanan konseling, pemeriksaan medis, hingga rujukan psikologis bagi korban kekerasan.
Selain menyiapkan layanan, Dinkes Maluku juga akan memberikan pelatihan khusus bagi tenaga kesehatan dan konselor terkait penanganan kasus kekerasan berbasis gender. Pelatihan ini mencakup teknik konseling trauma, pendekatan psikologis terhadap korban kekerasan, serta etika pelayanan yang ramah anak dan perempuan.
"Tenaga medis harus memiliki pemahaman yang cukup dalam mendampingi korban, karena proses pemulihan bukan hanya fisik, tapi juga psikis. Pelatihan ini penting agar petugas tidak hanya mampu menangani luka luar, tapi juga luka batin korban," tambahnya.
Untuk mewujudkan program ini, Dinkes Maluku juga menggandeng lembaga layanan sosial lainnya guna membentuk sistem layanan terpadu sesuai dengan implementasi Saptacita Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa pada poin ketiga yakni meningkatkan layanan kesehatan di daerah itu.
"Harapan kami, fasilitas ini bisa menjadi tempat aman pertama bagi korban untuk mendapatkan pertolongan, baik fisik maupun mental," tutup dr Yan (*)
Editor : Redaksi