Pengelolaan Perikanan di Indonesia Timur, Kenapa Lambat ?
Sistim Logistik Ikan Harus Jadi Fokus Perhatian
Sistim logistik ikan akan kedepan kiranya lebih baik lagi, bisa saja dengan membuka jalur pasar baru yang langsung dari Kota-kota di Indonesia timur ekspor langsung ke luar negeri.
Misalnya ke Negara Asia timur (Jepang), Australia, ataupun Negara-negara pacifik terdekat seperti Papua New Guinea, New Zealand dan lainnya, karena secara karakteristik wilayah berdekatan.
Mungkin selama ini ada argumen yang selalu terdengar bahwa kebutuhan pasar untuk barang dan jasa masih tertumpu di bagian barat karena jumlah penduduk yang tinggi sehingga kebutuhan masyarakat terhadap sumberdaya juga besar.
Selain itu jalur barat lebih dekat dengan pasar Asia dan Eropa dari sisi distribusi logistik akan lebih mudah. jika dibalikan ke timur apakah akan memenuhi kuota misalnya jumlah penumpang ataupun kebutuhan barang yang diminta.
Memang untuk jalur pemasaran selama ini yakni ke pasar Eropa dan sebagian Asia mungkin harus tetap mengikuti jalur yang telah ada (via Jakarta dan Surabaya), karena dari sisi transportasi akan meminimalisir biasa operasional baik transportasi udara dan laut.
Hanya saja sebagian Negara strategis yang bisa menjadi mitra dalam pengembangan usaha dan investasi seperti Jepang, Philipina, Australia, Papua Newguinea, dan negara pasifik terdekat itu, baiknya pusat bisnis perikanannya ada pada kota-kota di Indonesia Timur terdekat.
Ini harus dilakukan guna membuka kawasan industri baru. Ikan kita banyak tetapi ketergantungan pada minimnya Industri Perikanan (UPI) yang menyebabkan kita hanya mampu menjual bahan baku dalam bentuk segar ataupun beku belum pada produk olahan dan itupun melalui jalur distribusi yang cukup panjang
Jalur sistim logistik ini baiknya dilihat kembali, serta harus ada kota di timur Indonesia yang dijadikan pilot project pengembangan berbasis komoditas unggulan daerah jika memang kita inginkan kawasan timur Indonesia bisa bangkit dan maju dengan semua potensi sumberdaya alamnya.
Guna memperpendek jalur logistik kiranya dapat di-back-up dengan dukungan pemerintah untuk mensubsidi pada sektor transportasi antar kawasan sehingga akan meminimalisir jurang kemiskinan daerah. Harapan kedepan perikanan di Indonesia Timur dapat bergerak lebih cepat (***)