Photovoices-CTC Gelar Pameran Foto "Suar Ruas", Tampilkan Keselarasan Isu Banda
BERITABETA.COM, Masohi - Sembilan isu, dan 35 foto dari cerita 18 warga Pulau Rhun, Ay dan Selamon ditampilkan dalam pameran dan diskusi foto bertema “Suar Ruas”, di Baileo Ir. Soekarno, Masohi, Maluku Tengah, pada Kamis (11/12).
Rangkaian foto dan cerita ini sekaligus menjadi penutup dari rangkaian Program Photovoices-CTC Banda, yang telah berlangsung sejak April 2025.
Photovoices International (PVI) bekerja sama dengan Coral Triangle Center (CTC), yakni organisasi nirlaba yang fokus pada perlindungan dan pengelolaan sumber daya laut di wilayah Segitiga Terumbu Karang.
Dengan dukungan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, program ini melatih 18 warga di Rhun, Ay, dan Selamon menemukenali potensi dan masalah untuk mendorong perubahan positif.
Photovoices atau fotografi partisipatif adalah sebuah metodologi yang dirancang untuk melibatkan masyarakat dalam keputusan-keputusan yang mempengaruhi hidup mereka.
Metodologi yang pertama kali dikembangkan oleh Caroline Wang dan Mary Ann Burris pada awal tahun 1990-an ini menjadi medium untuk memperbaiki kehidupan mereka secara kreatif, dengan menggunakan fotografi.
“Kerja sama untuk kedua kalinya dengan Photovoices ini menjadi salah satu cara untuk menggali lebih jauh perspektif warga Banda mengenai keselarasan hidup dengan laut maupun isu-isu lain yang mereka anggap penting.
Suara-suara yang kami dengar dari warga Rhun, Ay, dan Selamon ini dapat menjadi dasar dalam pengembangan rencana pengelolaan sumber daya di perairan Kepulauan Banda,” ujar Rili Djohani, Direktur Eksekutif Coral Triangle Center.
CTC sendiri telah bekerja mendukung Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan jejaring kawasan konservasi perairan di Kepulauan Banda sejak 2012.
Suara dari warga Banda Ibu rumah tangga, nelayan, mahasiswa, dan anak muda dari Rhun, Ay, dan Selamon saling berdiskusi dan belajar menemukenali isu-isu yang dianggap penting dalam kehidupannya melalui pertemuan mingguan Program Photovoices.
Selama proses, peserta juga mempelajari teknik fotografi, proses penggalian isu dan wawancara narasumber terkait isu yang diangkat, menuliskan cerita foto, hingga belajar mempresentasikannya ke hadapan publik sebagai bentuk advokasi warga.
Meski hidup di wilayah perairan yang sama, isu yang diangkat warga dari ketiga negeri tak sepenuhnya sama. Selain mengangkat persoalan terkait pengelolaan perikanan dan sumber daya kelautan, total ada sembilan isu yang diangkat, yakni kesehatan, pengelolaan sampah, air bersih, pariwisata, perkebunan, kelautan dan perikanan, pendidikan, adat dan budaya, serta kebencanaan.
Lewat 35 rangkaian foto dan cerita, warga dari tiga negeri mengajak kita menyelami sisi lain Banda yang penuh dengan daya pikat, lewat narasi sejarah dan alamnya yang kaya, baik di darat maupun Sementara cerita tentang warga Selamon yang hidup di tengah risiko bencana—tergantung musim.
Jika musim barat, ombak menerjang rumah[1]rumah di tepi pantai; sementara kala musim timur, bencana longsor dari perbukitan, mengintai. Lain halnya dengan Rhun, pulau yang menjadi alat tukar dengan Manhattan, New York, antara Belanda dan Inggris lewat Perjanjian Breda pada tahun 1667.
Tiap sudut Rhun ibarat jalinan cerita sejarah yang berperan penting dalam peradaban masyarakat Banda maupun Indonesia. Namun, pulau ini belum mengembangkan kepariwisataannya secara menyeluruh dan berdampak langsung pada penghidupan warga.
“Photovoices menjadi metode penting dalam mengangkat suara warga, mendengarkan secara langsung hal-hal yang penting bagi warga. Foto dan cerita ini telah merefleksikan peranan para perempuan, pemuda, ibu rumah tangga, maupun nelayan dalam perkembangan negeri.
Kegiatan pameran dan diskusi foto ini menjadi medium untuk memberi anjuran kepada para pembuat kebijakan di tingkat Kabupaten Maluku Tengah, organisasi, dan mitra-mitra lain yang bekerja di Kepulauan Banda,” terang Direktur Eksekutif Photovoices International Tri Soekirman.
“Keberlanjutan Banda tidak akan pernah terjaga tanpa keterlibatan masyarakatnya sendiri. Di sinilah Program Photovoices menemukan rohnya. Para peserta tidak hanya menghasilkan foto, tetapi menghadirkan perspektif, menyuarakan kegelisahan, dan menyampaikan harapan,” ujar Zulkarnain Awat Amir, Bupati Maluku Tengah yang diwakili oleh Zahlul Ikhsan, Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan saat membuka acara pameran dan diskusi foto “Suar Ruas”.
“Melalui foto-foto yang ditampilkan, kita dapat melihat wajah Banda yang sesungguhnya. Peserta telah menunjukkan bahwa masyarakat Banda bukan objek pembangunan, tetapi subjek utama dalam merancang masa depan wilayahnya,” pungkasnya (*)
Pewarta : Edha Sanaky