BERITABETA.COM, Bula — Program pembedayaan masyarakat yang bersumber dari Dana Desa (DD) yang diserap sebanyak 198 desa di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Provinsi Maluku dikategorikan masih sangat rendah.

Hal itu diungkapkan Tenaga Ahli Pelayanan Sosial Dasar (TA PSD) Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) SBT, Ibrahim Buano kepada beritabeta.com di Bula, Rabu (29/9/2021).

Ibrahim menilai, sejauh ini pengelolaan DD di kabupaten bertajuk 'Ita Wotu Nusa' itu cenderung masih berorientasi pada kegiatan-kegiatan fisik atau infrastruktur.

"Sejauh ini yang saya melihat, bahwa masyarakat menganggap dana desa sebagai sumbangan untuk proyek semata. Harusnya dana desa itu adalah stimulus untuk proses pengembangan masyarakat" ungkap Ibrahim Buano.

Dia menjelaskan, DD merupakan program yang dikuncurkan Pemerintah Pusat lewat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) untuk proses pembangunan di desa.

Apalagi lanjut dia, program tersebut sewaktu-waktu bisa ditiadakan oleh pemerintah pusat, sehingga lewat program tersebut harus dimanfaatkan secara baik untuk melakukan pemberdayaan kepada masyarakat.

"Sangat jelas dalam regulasinya sendiri itu sudah ada aturan mainnya, bahwa pemberdayaannya harus 70%, namun yang terjadi ini sungguh terbalik" jelasnya.

Ia membeberkan, saat melakukan monitoring dan evaluasi dia menemukan pada proses pengambilan keputusan di tingkat musyawarah desa, masyarakat cenderung mengusulkan program fisik.

Anggapan masyarakat, program yang bersifat fisik tersebut prosesnya agak cepat, sehingga aspek-aspek yang sifatnya pemberdayaan tidak terlakasana dengan baik.

Kendati demikian, sebagai pendamping, dia mengaku bertanggungjawab untuk terus melakukan pendampingan secara intens kepada masyarakat.

"Oleh karena itu, memang harus ada semacam pembelajaran yang lebih intens sehingga masyarakat bisa memahami" pungkasnya (*)

Pewarta : Azis Zubaedi