BERITABETA.COM, Ambon – Puluhan raja yang terdiri raja-raja di Pulau Saparua dan Nusalaut (Lease), Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), menyatakan dukungannya atas rencana kembalinya ratusan kepala keluarga (KK) warga Negeri Iha ke tanah leluhurnya di Pulau Saparua.

Pernyataan sikap ini disampaikan di hadapan Bupati Malteng Tuasikal Abua, SH dalam pertemuan bersama Tim Peduli Negeri Iha  di Pandopo Bupati, Selasa malam (2/4/2019).

Pertemuan dengan Bupati Malteng Tuasikal Abua ini digelar atas permintaan Tim Peduli Negeri Iha untuk membicarakan berbagai hal terkait pembangunan kembali Negeri Iha di Saparua, menyusul telah rampungnya pembangunan Rumah Singga di Negeri Iha, Kecamatan Saparua Timur.

“Jadi dalam pertemuan semalam, kami dari tim sudah menyampaikan semua  hal yang terjadi. Dan Bupati menyampaikan dukungan untuk warga Iha untuk kembali ke tanah Lelulur. Di hadapan Bupati para raja juga menyampaikan dukungan serta meminta peresmian Rumah Singgah untuk dilakukan dalam sebuah serimoni melibatkan semua pihak,” kata Sekretaris Tim Peduli Negeri Iha, Ghali Hatala dalam rilisnya yang diterima beribeta.com, Rabu (3/4/2019).

Dalam pertemuan tersebut, kata Ghali juga telah disepakti beberap poin penting antara lain :

  1. Bupati Malteng secara tegas menyatakan dukungan penuh kepada masyarakat Iha yang mau kembali ke tanah leluhur.
  2. Bupati juga merencanakan untuk memanggil Raja Iha untuk membicarakan hal-hal terkait persoalan internal.
  3. Terkait Rumah Singgah, Bupati menjelaskan bahwa setelah perhelatan politik Pemilu 2019, Bupati akan intens untuk menyiapkan prosesi peresmian Rumah Singgah.
  4. Seluruh raja bersepakat di hadapan Bupati bahwa tetap mendukung penuh masyarakat Iha untuk pulang kembali ke tanah leluhur.
  5. Seluruh unsur pemerintah desa mengusulkan agar pembentukan Panitia Peresmian Rumah Singgah dapat mengakomodir seluruh unsur pemerintahan  di Pulau Saparua.

Sementara secara terpisah Pjs. Raja Negeri Ouw, Kecamatan Saparua Timur Josina C. Sapteno yang dikonfirmasi beritabeta.com, Rabu siang (3/4/2019) membenarkan adanya kesepakatan yang telah disampaikan di hadapan Bupati Malteng itu.  “Intinya kami para raja yang saat itu juga hadir Sekretaris Latupati Maluku juga menyampaikan dukungan atas kembalinya basudara dari Iha ke tanah leluhur mereka,” ungkap Sapteno.

Penyataan dukungan itu, kata Sapteno, sebelumnya juga sudah tertuang dalam rekomendasi sidang Klasis GPM Lease yang berlangsung pekan lalu di Negeri Iha Mahu, Kecamatan Saparua Timur.

“Jadi bukan saja para latupati, tapi semua tokoh dan pemuka agama di Saparua juga sudah menetapkan hal ini menjadi salah satu poin penting dalam sidang Klasis pekan lalu,”ungkapnya.

Menurut Sapteno, rencana membangun Negeri Iha adalah hak dari warga Iha sebagai pemilik sah negeri Iha di Saparua Timur. Dan semua raja mendukung proses ini untuk kembali menciptakan keharmonisan hidup baku sayang sebagai orang sudara.

Selain beberapa masalah ini, juga disinggung terkait ancaman somasi yang dilakukan Raja Negeri Iha kepada Camat Saparua Timur. Dan oleh forum pertemuan itu, termasuk Bupati Malteng menyesalkan sikap tersebut. Pasalnya, upaya seperti itu dinilai sama sekali tidak beralasan, sebab sebagai bagian dari pemerintah Camat Saparua Timur hanya membantu dan mendukung  proses pembangunan Negeri Iha.

“Semua persoalan baik terkait kesiapan peresmian Rumah Singgah, rencana  pemulangan  warga hingga pada persoalan internal dibahas tadi malam.  Jadi  semua telah berkomitmen rencana warga Iha adalah perwujudan  hak anak cucu, bukan dilantari kepentingan lain,”  beber Ghali Hatala (BB-DIO)