BERITABETA.COM, Ambon -  Jembatan Wai Kaka (Baru) di kawasan Negeri (Desa) Tala, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) akhirnya rampung dibangun, setelah pekerjaannya dimulai  sejak Oktober 2020 lalu.

Rampungnya jembatan sepanjang 100 meter ini ditandai dengan kegiatan Uji Laik Fungsi Jembatan pada, Sabtu (11/9/2021) yang disaksikan langsung Direktur Pembangunan Jembatan, Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR, Ir. Yudha Handita Pandjiriawan, MT., M.B.A.

Pantauan media ini di lokasi, kegiatan Uji Like Jembatan tanpa penyangga bentangan (pilar) tengah itu, dilakukan dengan menempatkan sebanyak 18 truk besar yang dijejerkan di atas jembatan.

Beban berat ini sesuai volume yang sudah diperhitungkan sebelumnya dengan matang.

Beban dari belasan truk itu tertulis seberat 17.920 Kg (kilogram) dengan rincian beban berat setiap truk 6.720 Kg. Sedangkan beban muatan (material) 11.200 Kg. Jika ditotalkan dari 18 truk beratnya mencapai 322.560 Kg atau setara 300 ton lebih.

Yudha Handita Pandjiriawan di sela-sela kegiatan Uji Laik Jemabatan kepada wartawan apresiasinya kepada Satker Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Maluku yang sudah merampungkan jembatan penghubung tiga kabupaten di Pulau Seram itu.

"Sudah bagus, tinggal difinising lagi. Ini juga belum diaspal. Dan beban juga sudah diperhitungkan dengan matang, kalau ditambah lagi untuk pengeaspalan," ujarnya.

"Semua sudah dihitungkan pada saat pengukuran kalau ditambah aspal nanti jadinya seperti ini. Jadi, uji beban juga masih aman," kata Yudha menambahkan.

Menyoal kapan jembatan Wai Kaka diresmikan, Yudha memastikan proses evaluasi (jembatan) masih terus dilakukan tim BPJN Maluku hingga dipastikan dapat gunakan dengan aman dan nyaman.

"Jembatan dengan bentangan 100 meter dikategorikan sebagai jembatan khusus. Jadi harus dievaluasi secara total. Kalau semua sudah oke, tinggal pak Menteri mengeluarkan sertifikat laik fungsi untuk selanjutnya difungsikan,"ulas Yudha.

Sementara itu Kepala Dinas PUPR Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Tomy Watimena, yang ikut hadir mendamping Direktur Pembangunan Jembatan, Ditjen Bina Marga mengaku sangat mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Pusat lewat Kementerian PUPR dalam menyikapi masalah penanganan infrastruktur pasca jembatan Wai Kaka ambruk akibat terjangan banjir pada Juni 2020 lalau.

"Kita pemerintah daerah, khusus di SBB kita sangat bersyukur yah. Karena Pempus melalui BPJN Maluku dengan cepat sudah menangani proses pembangunan ini," akui Tommy.

Menurutnya, jika tidak disikapi segera pasca jembatan ambruk diterjang bajir, maka terjadi inflasi. Karena jembatan ini berada jalur utama jalan Trans Seram yang menghubungkan Kota Ambon, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku Tengah (Malteng), dan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).

"Kalau tidak daerah ini bisa terjadi inflasi. Contoh, transportasi BBM.  Depot ada di Masohi (Malteng). Pasca terjadi kerusakan jembatan itu untuk melayani di BBM di Kabupaten SBB ini, mobil BBM itu mutarnya itu turun Desa Wai Pia, turun Seleman baru balik," kata Tommy, mencontohkan.

Sehingga dampaknya, kata Tommy dengan kost transportasi untuk distribusi BBM itu naik, kemudian juga persoalan waktu, sehingga suplay BBM pasca jembatan ambruk  sangat berpengaruh.

Tommy berharap setelah Uji Laik Fungsi Jembatan ini, secepatnya dapat terverifikasi sehingga jembatan dapat segera digunakan masyarakat dan memperlancar jalur transportasi menghubungkan Tiga Kabupaten yang berada di daratan Pulau Seram ini (*)

Pewarta : Azis Zubaedi