Menurut Wattimena, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, tidak dapat menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup apalagi angka pencari kerja terus bertambah lewat lulusan perguruan tinggi dan SMA.

"Pemkot hanya bisa intervensi lewat proyek-proyek yang dibiayai APBD, itupun terbatas untuk para pekerja tanpa skill," ujarnya.

Untuk itu, Wattimena berharap dengan program bekerja di Australia dapat membantu Pemkot dalam mengurangi angka pengangguran. Meski untuk saat ini hanya 145 orang yang lolos seleksi dari 353 yang mendaftar.

"Ternyata yang menjadi kendala ternyata faktor bahasa, padahal kuota yang disediakan untuk kota Ambon 1000 orang," bebernya.

Wattimena menambahkan upaya dan jalan keluar akan dilakukan Pemkot dalam meningkatkan kualitas pencari kerja.

Wattimena mengungkapkan misalnya dengan pelatihan bahasa Inggris, agar kesempatan bekerja di luar negeri dapat dimanfaatkan oleh para pencari kerja yang notabene merupakan generasi muda kota ini.

"Bersama dengan BPVP kita akan upayakan peningkatan kemampuan bahasa Inggris bagi pencari kerja," ungkapnya.

Untuk diketahui, Peserta yang mengikuti sosialisasi adalah mereka yang telah dinyatakan lolos seleksi program Bekerja di Darwin Australia yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Ambon.

Dalam program Bekerja di Australia, Disnaker Kota Ambon telah mengandeng kerjasama dengan International Working Grup Australia, Aston College Australia, dan Californa Education Center Indonesia (*)

Pewarta : Febby Sahupala