BERITABETA.COM, Ambon – Ribuan pohon pala yang dibudidayakan sejumlah  petani di kawasan Desa Adminstratif Dream Leand, Kecamatan Bula Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), gagal penan dan terancam mati akibat kekeringan yang melanda daerah tersebut.

Informasi yang dihimpun beritabeta.com dari petani setempat  menyebutkan, musim kemarau yang melanda daerah SBT dan sekitarnya, telah berdampak pada kritisnya sejumlah komoditas tanaman yang disusahakan, termasuk petani pala di desa tersebut.

“Ini sudah memasuki bulan kedua pada kemarau tahun ini, dan kami terpaksa panen buah pala muda, karena panas yang menyengat membuat buah pala yang dihasilkan menjadi layu dan gugur, “ kata Darwis kepada beritabeta.com via telepon selulernya, Selasa sore (17/9/2019).

Kebakaran yang terjadi di Kecamatan Bula masuk kawasan perusahaan pengelolaan minyak

Ia mengatakan, di kawasan hutan Desa Dream Leand yang menjadi pecahan dari Desa Jakarta Baru ini terdapat sekitar 160 ribu populasi pohon pala yang disuahakan sekitar ratusan petani, sejak beberapa tahun lalu. Dari jumlah ini, sebanyak 20 persenya sudah berproduksi dan menjadi ladang ekomoni baru bagi petani di Kecamatan Bula Barat.

 “Saat ini kami kerepotan karena harus mencari air yang jaraknya cukup jauh agar bisa menyiram tanaman pala yang kami usahakan, hanya itu solusi saat ini,” tandasnya.

Menurut Darwis akibat kemarau panjang yang melanda kawasan SBT, petani  di beberapa daerah di Kecamatan Bula Barat termasuk petani pala  terpaksa harus berusaha keras mengantisipasi berbagai ancaman yang ditimbulkan. Selain gagal panen, kondisi kekeringan yang terjadi juga menjadi ancaman adanya kebakaran.

Selain itu, terdapat sejumlah pohon dengan latin Myristica Fragrans mengalami layu. “Sudah ada yang layu karena tidak ada air dan tidak bisa bertahan dengan kondisi kemarau saat ini, dan jika ini dibiarkan maka bisa menguburkan impian petani pala diusahakan selama ini,” tandasnya.

Hal senada juga disampaikan Hery Tanamal. Menurutnya ancaman akibat kemarau panjang di Kabupaten SBT dan sekitarnya, sudah menjadi kondisi rutin tahunan. Setiap tahun petani di SBT yang mengusahakan budidaya tanaman pala selalu mengalami kerugian akibat matinya pohon pala yang diusahakan.

Budidaya komoditas pala mulai gencar diusahakan petani di Kecamatan Bula dan Bula Barat, sejak adanya program perkebunan pala rakyat yang dicetuskan di masa kepemimpinan Bupati SBT Abdullah Vantah tujuh tahun tahun silam.

Dari program ini tercatat, populasi pala di Kabupaten SBT yang dikembangkan di sejumlah titik, sudah mencapai angka 200-an ribu populasi. Dan yang terbayak berada di kawasan perkebunan Desa Dream Leand ini.

 “Saat ini kita tidak bisa berbuat banyak, dengan jumlah populasi yang cukup besar, ditambah kondisi sumber air yang jauh, terpaksa upaya yang kami lakukan hanya menyumpai air dengan menggunakan jirigen untuk mengantisipasi dan menyelamatkan tanaman yang kami usahakan,” beber Heri.

Sementara secara terpisah, Fugsionaris Badko HMI Maluku – Maluku Utara, Azis Alzubaidy kepada beritabeta.com mengatakan, tanaman pala sebagai komoditas indemik  harusnya ikut dijaga dan dilindungi oleh Pemerintah Daerah.

“Pemerintah Pusat saat ini ikut genjar melestarikan tanaman pala yang masuk dalam kategori tanaman rempah. Saya  kira dalam kondisi seperti saat  ini harus ada intervensi pemerintah daerah untuk menyelamatkan populasinya,” tandas dia.

Untuk itu, kata Azis, Pemerintah Daerah baik provinsi maupun kabupaten, harus sigap dengan adanya musibah yang melanda petani di Kabupaten SBT.  “Jika ini tidak dilihat sebagai sebuah upaya pelestarian, maka pastinya kedepan para petani akan berpikir dua kali untuk memulai usaha budidaya tanaman ini, karena disaat mereka kesulitan, pemerintah tidak mau membantu,” katanya.

Musibah kebakaran yang terjadi di Kecamatan Bula dan Bula Barat ini sangat merugikan masyarakat setempat, terutama petani pala yang ada di sana.

“Sekarang waktunya ada kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten SBT. Sebab pemerintah terlihat acuh pada masalah yang dihadapi masyarakat di dua kecamatan ini,” uangkapnya.

Tak hanya pemerintah kabupaten, bila perlu ditindaklanjuti langsung oleh pemerintah provinsi Maluku. “Saya percaya,  Gubernur Maluku Pak Murad Ismail adalah sosok pemimpin yang punya imajinasi yang tinggi untuk kesejahteraan Maluku kedepannya,” bebernya (BB-DIO).