BERITABETA.COM, Ambon – Sebuah rumah berbentuk panggung dengan ukuran 6×12 meter di tepi pantai, RT 06 Kelurahan Ampera, Kecamatan Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Provinsi Maluku,  hanyut disapu ombak, Rabu (8/5/2019).

Kejadian tragis ini terjadi sekitar pukul 15.30 WIT, ketika pemilik rumah La Aga Wali (49) bersama istri Rahmadani Umakapa (46), dan lima anaknya berada di rumah yang dibangun menjulur ke bibir pantai kawasan Apui itu.

Ditemui beritabeta.com di lokasi kejadian, Rabu malam (8/5/2019) La Aga Wali (49) mengaku, saat itu dirinya sedang tidur. Tiba-tiba mendegar bunyi seperti ada patah  yang di bagian rumahnya. “Ada bunyi seperti sesuatu yang patah. Dengan spontan saya dan istri bersama anak-anak lari keluar,” kata La Aga Wali.

Setelah keluar dari rumah yang dibangun sejak tahun 2014, itu La Aga dan istrinya,  melihat rumah mereka patah dan hanyut. Rumah besar dengan konstruksi tiang beton itu, seketika seperti kapal yang terlihat berlabu di pelabuhan.

Sejumlah pakaian milik keluarga korban yang dapat diselematkan seaat rumah tenggelam dan hanyut (FOTO: BERITABETA.COM/OVAN SANAKY)

“Hanya nampak terlihat bagian atapnya saja, sedangkan sejumlah barang yang ada di rumah hancur, karena jatuh ke laut,” tandasnya.

Warga yang melihat kejadian itu, kemudian ramai-ramai berenang mencoba menyelamatkan sejumlah barang perabot dan pakaian yang bisa diambil.

Menurut La Aga,  patahnya tiang penyangga rumah mereka itu, lantaran pukulan ombak yang kuat disertai angin yang kencang dalam beberapa hari ini. Sementara, beberapa perabot rumah tidak bisa diselematkan antaranya lemari es dengan sejumlah barang elektronik lainnya.

Sedangkan warga sekitar yang ikut membantu saat insiden terjadi hanya mampu menyelamatkan sejumlah pakaian.

BMKG Minta  Warga Waspada

Sebelumnya,  Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan informasi peringatan dini cuaca ekstrem yang akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia pada, Rabu (8/5/2019). Dikutip dari laman resmi bmkg.go.id, terdapat pusat tekanan rendah (Low) di Samudera Pasifik Utara Papua dan di Laut Banda.

BMKG mengungkapkan ada bibit siklon tropis yang memiliki kecepatan angin maksimum di pusatnya mencapai 25 knot dan tekanan minimum hingga 1006 hPa.

Bibit siklon ini diprediksi akan menguat dan mencapai intensitas siklon tropis dalam 24 – 48 jam kedepan. Adapun pergerakannya mengarah ke Selatan-Barat Daya (menjauhi wilayah Indonesia).

Keberadaan bibit siklon Tropis 93S diprakirakan akan mengakibatkan kondisi cuaca buruk di beberapa wilayah di Indonesia, antara lain, Angin dengan kecepatan diatas 25 knot atau 48 km/jam berpeluang terjadi di NTT, Maluku, dan Papua bagian selatan.

Gelombang dengan ketinggian 1.25 – 2.50 m berpeluang terjadi di Perairan selatan Ambon, Perairan selatan Kep. Kei – Kep. Aru, Perairan utara Kep. Tanimbar, Laut Arafuru bagian timur, Perairan barat Yos Sudarso.

Gelombang dengan ketinggian 2.50 – 4.0 m berpeluang terjadi di Laut Banda bagian utara, Perairan Kep. Babar – Kep. Tanimbar, Laut Arafuru bagian tengah. Gelombang dengan ketinggian 4.0 – 6.0 m berpeluang terjadi di Laut Banda bagian selatan, Perairan Kep. Sermata – Kep. Letti, Laut Arafuru bagian barat.

Masyarakat dihimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang serta potensi gangguan transportasi laut akibat angin kencang dan gelombang tinggi.

BMKG terus memantau perkembangan bibit siklon tropis ini setiap saat melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta. (BB-OVANS)