BERITABETA.COM, Ambon  – Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon kini tengah menyiapkan skema untuk menaikkan tarif angkutan kota (Angkot) pada 7 September 2021. Kenaikan tarif Angkot ini, menyusul kebijakan dihilangkannya bahan bakar premium, yang nantinya pada bulan depan sudah tidak ada lagi di Kota Ambon.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Ambon, Robby Sapulette kepada wartawan di Ambon, menjelaskan, pihaknya hanya menyesuaikan kebijakan berdasrakan langkah yang ditempuh PT Pertamina (Persero) itu.

“Dasar perhitungan kenaikan tarif angkot di Kota Ambon, komponen bahan dasarnya adalah premium. Ketika premium sudah tidak diproduksi, dan beralih ke pertalite maka perlu penyesuaian tarif,” ungkap Sapullete saat rapat dengan DPRD dan para sopir angkot, Kamis (26/8/2021).

Saat ini kata dia,  Dinas Perhubungan masih menyusun skema tarif angkutan baru yang akan diberlakukan. Hal itu disesuaikan dengan kebijakan nasional yang menghapus premium untuk mewujudkan program langit biru, dan perubahan iklim.

Premium, kata Robby, dihilangkan karena menggunakan aditif atau disebut timbal yang menyebabkan terjadinya polusi.

Robby bilang sudah meminta Pertamina agar pasokan premium dapat diperpanjang hingga 31 Desember 2021. Alasannya kondisi pandemi Covid-19. Tapi karena kebijakan nasional, pada September premium sudah tidak lagi diproduksi.

“Tanggal 7 September kita rencanakan launching tarif angkutan yang baru. Olehnya itu mau, tidak mau kita harus menyesuaikan mengikuti kebijakan nasional,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, ratusan sopir angkutan kota dari pelbagai trayek di kota Ambon mogok beroperasi, Kamis (26/8/2021).

Aksi mogok ratusan sopir Angkot itu dilakukan dengan memarkir kendaraan mereka di sepanjang jalan Rijali atau depan gedung DPRD Kota Ambon, menyebabkan arus kendaraan macet total di kawasan itu.

Aksi mogok juga terjadi di beberapa titik di kota Ambon seperti di kawasan pasar Mardika, Poka, Kudamati, Ahuru, Karpan, Kebun Cengkeh dan STAIN.

Aksi mogok ratusan sopir Angkot sejak pukul 10.00 WIT. Angkot yang masih beroperasi dicegat sopir Angkot lainnya. Mereka dipaksa berhenti beroperasi dan ikut aksi unjuk rasa sebagai bentuk solidaritas.

Akibat aksi protes sopir Angkot, PNS, karyawan swasta dan warga terlantar, kesulitan transportasi. Sejumlah warga terpaksa menggunakan jasa ojek atau becak. Bahkan ada yang berjalan kaki menuju tempat tujuan.

Aksi mogok ini bentuk penolakan terhadap pembatasan BBM bersubsidi jenis premium di Kota Ambon. Premium hanya dipasok di dua SPBU di kota Ambon. Mereka juga protes pembatasan pengisian premium. Setiap angkot maksimal hanya dijatahi premium 10 liter per hari (*)

Pewarta : Febby Sahupala