Serap Tenaga Kerja 13.450 Orang, Blok Masele Siap Dibangun

“Lapangan Gas Abadi Blok Masela ditargetkan mampu memproduksi 9,5 juta ton LNG per tahun, 150 juta standar kaki kubik gas pipa per hari (MMSCFD), serta 35 ribu barel kondensat per hari,”
BERITABETA.COM, Jakarta – Proyek jumbo Lapangan Gas Abadi Blok Masela siap dimulai tahapan desain teknis atau Front-End Engineering Design (FEED).
Pemerintah memastikan Proyek Gas Abadi di lepas pantai Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya ini akan menyerap tenaga kerja sebanyak 12.600 orang pada tahap pengembangan dan pada tahap operasi akan melibatkan sekitar 850 pekerja.
Komitmen pemerintah ini dimulai dengan peresmian yang dilakukan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung.
“Percepatan pelaksanaan proyek ini penting. Pemerintah memberikan dukungan penuh, baik melalui fleksibilitas regulasi pengadaan maupun percepatan perizinan agar semua fase FEED dan EPC dapat berjalan tepat waktu,” ujar Yuliot dikutip dari Tempo.co di Jakarta, Kamis, 28 Agustus 2025.
Blok Masela merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) dengan nilai investasi mencapai USD 20,94 miliar atau setara Rp 342 triliun.
Proyek jumbo ini dikelola oleh perusahaan migas asal Jepang, INPEX Masela Ltd., dengan porsi kepemilikan 65 persen. Adapun PT Pertamina Hulu Energi Masela memiliki 20 persen, sementara Petronas Masela Sdn. Bhd. menguasai 15 persen.
Untuk tahapan FEED, INPEX menunjuk PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebagai kontraktor utama yang bekerja sama dengan dua perusahaan EPC global, KBR dan Samsung Engineering & Construction. Penunjukan ini ditetapkan melalui Letter of Award pada 4 Agustus 2025.
“Proyek ini menunjukkan bahwa Indonesia bisa mengelola sumber daya alam secara bertanggung jawab, berprinsip good governance, dan tetap peduli lingkungan,” kata Yuliot.
Yuliot menambahkan, pemerintah menargetkan Lapangan Gas Abadi mulai berproduksi pada 2029.
Fasilitas LNG darat Blok Masela akan dilengkapi teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) guna menekan emisi karbon, sehingga pasokan energi tetap stabil sekaligus mendukung target pengurangan emisi nasional menuju net zero emission.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, Blok Masela memiliki cadangan gas mencapai 18,54 triliun kaki kubik (TCF).
Lapangan Gas Abadi ditargetkan mampu memproduksi 9,5 juta ton LNG per tahun, 150 juta standar kaki kubik gas pipa per hari (MMSCFD), serta 35 ribu barel kondensat per hari.
Gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) merupakan gas bumi yang didinginkan hingga -162 derajat Celcius, sehingga volumenya menyusut 600 kali lebih kecil.
Proses ini membuat LNG lebih mudah disimpan dan didistribusikan. LNG dapat digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik maupun bahan baku industri.
Keunggulannya, LNG lebih ramah lingkungan dengan emisi CO2 yang lebih rendah sekitar 25 persen, NOX berkurang 90 persen, serta hampir tanpa emisi sulfur dan debu.
Blok Masela terletak di Laut Arafura dengan luas area 4.291,35 km persegi. Lokasinya sekitar 800 km di sebelah timur Kupang, Nusa Tenggara Timur, atau 400 km di utara Darwin, Australia, dengan kedalaman laut 300–1000 meter.
Secara administratif, proyek LNG Abadi akan berpusat di Pulau Yamdena, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku. Infrastruktur utama meliputi dua train kilang LNG darat berkapasitas total 9,5 juta ton per tahun, jaringan pipa gas domestik, serta fasilitas ekspor LNG (*)
Editor : Redaksi