Saat penamparan terjadi, para pengawal kepresidenan berada di dekat Marcon. Salah satu pengawal yang berdiri di belakang Macron sempat mengangkat tangan untuk melindunginya, namun dia terlambat sepersekian detik untuk menghentikan tamparan itu. Pengawal itu lantas memeluk Macron untuk melindunginya.

Macron tampak memalingkan wajahnya saat tangan kanan pria itu mengenai wajahnya, sehingga lebih terlihat dia menerima pukulan daripada tamparan langsung.

Pelaku penyerangan yang kemudian diidentifikasi bernama Damien Tarel (28) langsung ditangkap dan didakwa atas penyerangan tokoh publik.

Tarel yang berambut gondrong dan menggemari sejarah abad pertengahan ini menuturkan kepada penyidik bahwa dirinya 'bertindak secara naluriah dan tanpa berpikir' setelah menunggu Macron di luar sebuah sekolah yang dikunjunginya di kota kecil Tain-l'Hermitage.

Dia juga mengakui bahwa dirinya bersama dua temannya sempat mempertimbangkan untuk melemparkan telur atau pai krim ke arah Macron dalam kunjungannya.

Pada 10 Juni lalu, dalam persidangan yang digelar kilat, Tarel dijatuhi hukuman 18 tahun penjara oleh pengadilan, namun 14 bulan ditetapkan sebagai hukuman percobaan sehingga Tarel hanya akan mendekam di penjara selama empat bulan (*)

Editor : Redaksi