Suarakan Keadilan Energi, Legislator Maluku Minta BESS Diaplikasikan di Wilayah 3T

Ia berpendapat, penggunaan BESS atau baterai ini cepat rusak, hanya sekitar 2-3 tahun tentu tidak efektif, dan pemborosan. Bisa dibayangkan di Maluku ada 342 pulau, taruhlah 130 sampai 150 Pulau menggunakan Batetai atau BESS, maka bisa dibayangkan 150 Pulau setiap 2 tahun sekali harus mengeluarkan dana hingga Rp2,5 miliar hanya untuk baterai.
Untuk itu, Mercy berharap agar pengembangan BESS harus bisa diaplikasikan di seluruh daerah. Serta bersifat long time, tidak hanya sekitar dua hingga tiga tahun saja digunakan.
“Kita berharap kedepan BESS ini dapat digunakan digunakan sampai puluhan tahun. Seperti fungsinya untuk mengurangi bahan bakar fosil, sekaligus membantu pengembangan energy baru terbarukan,” tandasnya.
Seperti diketahui, Indonesia saat ini bersiap menjadi 'raja' baterai listrik dunia, pemerintah bahkan sudah menyiapkan 4 wilayah yang akan dibangun pabrik baterai listrik sebagai ekosistem.
Pemerintah akan menetapkan empat wilayah yang bakal menjadi pusat pabrik baterai kendaraan listrik. Selain Kawasan industri pengolahan nikel PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Masih ada beberapa wilayah lain yang akan menjadi pusat pengembangan pabrik baterai.
Diantaranya yakni seperti PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di Kecamatan Weda, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara. Kemudian industri di Kabupaten Konawe, dan terakhir industri di Pomalaa, Sulawesi Tenggara (*)
Editor : Redaksi