BERITABETA.COM – Mata Nayla melolot tajam di layar TV. Pagi itu, ibunya masih bergegas di dapur menyediakan sarapan pagi. Anak kelas III SD Negeri Masohi itu berulang kali mengeja tulisan yang melintas di layar kaca.

“Partisipasi …..Semesta….Wujudkan….Pendidikan Bermutu….untuk Semua”.

Nayla tampak senang melihat tampilan layar TV yang dipenuhi dengan anak-anak sekolah berseragam merah putih yang disiarkan salah satu stasiun TV pagi itu.

Pagi itu, tepatnya Jumat 2 Mei 2025 memang menjadi hari special, Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

Kalimat yang dieja Nayla tak lain adalah tema Hardinakas yang ditetapkan pemerintah. Subuah kalimat yang bermakna mengajak semua pihak untuk berpartisipasi memajukan pendidikan.

Tema Hardiknas tahun  2025 menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam mewujudkan pendidikan berkualitas bagi seluruh masyarakat.

Seluruh elemen bangsa diajak untuk bekerja sama dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

‘Tedeng aling-aling’, pesan dalam tema Hardiknas, sejatinya sudah dijalankan ratusan ibu di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng).  Mereka adalah para ibu yang tergabung  dalam Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK), Kabupaten Malteng.

Hal ini terungkap dalam bincang-bincang beritabeta.com  bersama Ketua Tim PKK  Kabupaten Malteng,  Ny. Asnawiyah  Sahubawa. 

Istri dari Sekda Malteng ini mengaku TP PKK yang dipimpinnya saat ini terus berkomitmen untuk mejudkan kesejahteraan keluarga, termasuk pendidikan anak.

“Jadi kita memang aktif menjalankan berbagai program yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas pendidikan di tingkat desa,” ungkap Sahubawa.

Sahubawa mengaku, desa menjadi lokus yang disasar dalam program PKK, karena sejalan dengan program pembangunan yang ditetapkan pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Malteng yakni membangun dari desa.

Sejumlah program kerja PKK Malteng yang akan dijalankan meliputi,  program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), program ini program rutin dilakkukan oleh PKK,  dimana setiap ibu ketua PKK ditunjuk sebagai Bunda Paud yang berperan penting terhadapat pendidikan tingkat PAUD.

“PKK juga berupaya meningkatkan akses terhadap bahan bacaan melalui pendirian Perpustakaan Desa. Perpustakaan ini menyediakan beragam buku dan materi pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Dengan adanya perpustakaan desa, masyarakat memiliki kesempatan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mereka,” urai Ana Sahubawa sapaan akrabnya.

Selain pendidikan formal, PKK Malteng juga memberikan pelatihan keterampilan kepada masyarakat. Pelatihan ini mencakup berbagai bidang seperti memasak, menjahit, dan kerajinan tangan.

“Kita berharap kedepan dengan keterampilan yang dimiliki, masyarakat desa juga memiliki peluang yang lebih baik untuk meningkatkan taraf hidup dan berkontribusi pada perekonomian desa,” bebernya.

Tingginya angka putus sekolah, kata Sahubawa juga merupakan masalah yang masih dihadapi oleh banyak desa di Indonesia.

PKK Malteng juga berperan dalam mencegah kondisi ini melalui berbagai program dan kegiatan.

“Kami dari PKK  juga mengadakan kampanye pendidikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan,” katanya.

Kampanye ini dapat dilakukan melalui berbagai media sosial, seminar, pembuatan spanduk atau brosur, dan kegiatan lainnya yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dengan adanya kesadaran akan pentingnya pendidikan, diharapkan angka putus sekolah dapat ditekan.

“Harapannya bahwa masa anak-anak adalah masa yang teramat penting dari seluruh kehidupan manusia.  Karena pada masa inilah kualitas hidup anak selanjutnya akan ditentukan,” beber Ana.

Ana menambahkan, masa anak-anak adalah masa keemasan (golden age), apabila berbagai stimulus yang baik diberikan kepada anak, maka akan bisa meningkatkan daya pikir, kreativitas dan kecerdasan mereka.

Untuk itu, pembinaan dan bimbingan kepada seorang anak sangat diperlukan untuk mendorong anak agar dapat mencapai puncak perkembangan optimal.

Selain kepada anak, program yang di dalamnya memberikan edukasi kepada orang tua juga ikut dijalankan untuk mewujudkan tumbuh kembang balita atau anak-anak melalui pola asuh yang benar.

“Di sini juga ada program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH), dimana kita memberikan edukasi, mengoptimalkan kemampuan dari orang tua untuk bisa memaksimalkan dalam mengasuh anak, dalam memberikan makanan sehat, PMT yang nanti output-nya adalah penurunan angka stunting di Maluku Tengah yang sekarang masih cukup tinggi,” urainya.

Target dari kegiatan ini adalah untuk memberikan semangat kepada TP PKK Kecamatan dan Kelurahan selaku Bunda PAUD.

“Anak-anak ini aset bangsa yang berharga. Jadi Bunda PAUD di wilayah masing-masing memiliki peran dan kontribusi besar terhadap anak-anak di usia emas mereka,” tutupnya.

Paling tidak legacy yang ditinggalkan Ki Hadjar Dewantara dapat menjadi motivasi bagi semua anak bangsa termasuk TP PKK Malteng, bukan dalam bentuk pelawanan kepada kebijakan bangsa kolonial, tapi perlawanan terhadap kondisi kemiskinan dan keterbelakangan (*)   

Pewarta : Edha Sanaky