BERITABETA.COM, Masohi – Matahari belum juga tampak. Semilir angin sepoi-sepoi begitu dingin menusuk ke tubuh. Masih terlalu pagi bagi warga di Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah, untuk memulai aktivitas.

Namun, terlihat sekelebat sosok pria itu tidak pernah berhenti menyusuri jalanan di pagi buta itu.    Ia tak lain adalah Rais Sallatalohy.  Pagi itu selepas sholat Subuh, Rais bergegas ke pasar untuk membeli kebutuhan untuk usahanya yang lagi ramai peminat.

Setiap paginya, barang yang diincar adalah buah-buahan yang menjadi bahan baku utama produk yang didagangankan.

Pria kelahiran, Masohi 12 Februari 1984  adalah pemilik usaha  Walang Es Rasta di Kota Masohi. Walang adalah nama lokal Maluku untuk sebutan gubuk. Sedangkan Rasta diambil dari akronim rasa tambah. Jadi Walang Es Rasta berarti ‘gubuk tempat jual es rasa tambah’.

Tentunya nama ini tidak sekedar saja disematkan pada nama usahanya. Lewat usaha menjual es buah dengan aneka varian rasa ini, Rais berhasil marup omzet bulanan yang cukup menjanjikan di masa pandemic Covid-19 ini.

Namun, di balik usaha tersebut, Rais mengaku telah menjalan proses yang begitu panjang dan menantang.  Keberhasilannya dalam membangun usaha Walang Es Rasta bukanlah semudah membalikkan telapak tangan.

Rais Sallatalohy saat berada di pasar buah, membeli buah-buahan untuk keperluan usahanya

“Saya memulai usaha ini sejak Desember 2019. Dan saat ini sudah memasuki satu tahun. Alhamdulillah hasil tidak pernah mengkhiyanati prosesnya,” ungkap Rais mengisahkan kisah suksesnya menggeluti usaha itu kepada beritabeta.com, Jumat (30/10/2020).

Bapak dua orang anak ini sebelumya adalah karyawan pada salah satu Bank Swasta Nasional, tetapi memilih resign (mundur) pada tahun 2017. Jiwa entrepreneur yang melekat dengannya, membuat Rais kemudian membidik usaha jualan es yang dinilai memiliki peluang yang menjanjikan.

Meski demikian, Rasi mengaku di Kota Masohi bukan saja dirinya yang menggeluti usaha menjaul es.

“Saya tidak pernah merasa takut dan tersaingi. Rejeki sudah ada yang mengatur, yang penting usahanya halal dan jangan lupa ikhtiar dan doa,” kata Rais.

Asal mula Rais membuka usaha ini dengan beberapa pertimbangan. Rais melihat bahwa trend masyarakat saat ini adalah menjalankan pola hidup sehat. Buah adalah salah satu pilihan makanan sehat.

Selain mudah didapat, sasaran konsumennya juga tidak berbatas usia. Pertimbangan lainnya adalah dirinya, tidak perlu memikirkan lokasi karena tempat usahanya cukup di depan rumah.

Bermodal uang Rp. 60.000, Rais memulai membuka usahanya. Dengan modal tersebut, Rais membeli aneka buah, sirup dan gelas plastic untuk tempat es buah.

Awal-awal menjual, Rais mendapat keuntungan bersih rata-rata Rp. 100.000 – Rp. 150.000 per hari.  Satu gelas es buah sudah terdiri dari potongan beberapa jenis buah, di tambah susu dan sirup dan air kelapa. Harga per gelasnya dibandrol Rp. 10.000.

“Awalnya sehari itu cuma terjual 20 gelas,”jelas rais.

Sistem penjualannya juga bisa delivery atau langsung diantar ke tempat konsumen atau konsumen langsung datang ke tempat jualannya. Rais mengaku, media social sangat membantu dalam promosi usahanya ini. Lambat laun usaha es buah yang dijalankan mulai dikenal orang.

“Suka duka itu hal yang pasti ada. Tidak semulus yang dibayangkan orang. Biasanya kendala utamanya adalah musim hujan atau harga buah-buahan yang naik,”bebernya.

Sebagai orang yang menjalankan bisnis ini, Rais tahu apa saja yang menjadi kendala utamanya. Ia pun memutar otak untuk mencari inovasi agar es buahnya tetap diminati.

“Alhamdulillah walaupun musim hujan, es buah Rasta tetap diminati,” ungkap Rais.

Rais pun mengaku, usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Berawal dar 20 gelas per hari, kini Rais mampu menjual es buah hingga 100 – 120 gelas es per hari.

Menurutnya, masa pandemic Corona saat ini, ikut mempengaruhi pola hidup masyarakat. Orang pada umumnya kembali ke pola hidup sehat, salah satunya dengan mengkonsumsi buah-buahan.

Efeknya juga dirasakan Rais. Berawal dari satu varian rasa es yang dihasilkan, Rais akhirnya menambah lagi beberapa varian rasa sesuai minat pelanggan.

“Saat ini pelanggan sudah bisa menikmati empat varian dari Walang Es Buah rasta, yaitu Rasa Coco Pandan dan Mocca, Es Teller Original, Es Teller Kurma, dan Es Kelapa Muda Kurma,”urainya.

Makin besar pelaung yang di raih, membuat usaha rais pun tambah besar. Berawal dari meja kecil tempat berjualan, kini Rais sudah bisa mendirikan sebuah tempat berjual yang nyaman untuk pelanggannya.

Usaha es buah Rais pun dinamai Walang Es Buah Rasta, karena memiliki tempat yang layak berupa gubuk kecil tempat para pelanggan menikmati es buah yang dijualnya.

Rais mengaku, keberhasilannya dalam membuka usaha Walang Es Buah Rasta ini telah mewujudkan mimpinya yang ingin memberikan contoh kepada orang banyak  bahwa menjadi seorang yang sukses bukanlah mudah dan bukanlah susah.

Ia pun berpesan agar dalam kondisi pandemic Covid-19 ini, tidak membuat setiap orang, terutama kaum muda harus menyerah dengan hanya berdiam diri, karena dengan kondisi apapun setiap orang dapat mengasah keterampilannya untuk melakukan sesuatu, tentu dengan menerapkan protocol Covid-19.

“Semua butuh proses, yang terpenting dari setiap usaha adalah focus dan mencintai apa yang kita jalankan,” bebernya (*)

Reporter : Edha Sanaky
Editor : Redaksi