2 Tahun Lebih Program Tol Laut Dijalankan di SBT, Rumbalifar : Ada Kekurangan Fasilitas
BERITABETA.COM, Bula — Terhitung dari 7 Februari 2024 hingga saat ini sudah dua tahun lebih program tol laut dijalankan di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Provinsi Maluku.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag), Adam Rumbalifar kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (16/7/2024) mengungkapkan, program tol laut di kabupaten bertajuk 'Ita Wotu Nusa' itu sudah masuk tahun ketiga.
Rumbalifar mengaku, dalam beroperasi, program ini tidak mengalami kendala yang cukup, namun ada kekurangan fasilitas yang harus disiapkan Pemerintah Daerah (Pemda) SBT kedepannya.
"Untuk tol laut, tahun ini sudah tahun ketiga. Alhamdulillah dalam operasionalnya tidak mengalami kendala yang cukup, tetapi memang ada kekurangan fasilitas yang kemudian itu harus Pemda kedepannya," ungkap Adam Rumbalifar.
Akibat kekurangan fasilitas itu tambah dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui Diskoperindag terpaksa menjalin kerjasama dengan pihak swasta untuk menyediakan fasilitas Crane atau derek jangkung dan mobil hayap.
"Kita hari ini melalui dinas terpaksa kita harus melakukan kerjasama dengan pihak swasta untuk menyediakan fasilitaa crane dan mobil hayap. Dua ini yang kita tidak punya," tambahnya.
Dia menerangkan, jauh ini mereka sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan, namun membutuhkan proses yang panjang untuk mendatangkan forklift yang beratnya sekitar 25 ton.
Kendati demikian, kedepan kata dia, harua ada intervensi dari Pemerintah Daerah (Pemda) SBT terkait sarana dan prasarana untuk mendukung program Pemerintah Pusat (Pempus) itu.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan, cuma ini memang butuh proses yang panjang untuk bisa mendatangkan mobil forklift yang beratnya sekitar 25 ton nilai angkutnya. Tetapi ini memang kedepannya harus ada intervensi dan Pemda terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana untuk program tol laut," terangnya.
Mantan Kepala Bagian (Kabag) Hukum Sekretariat Daerah (Setda) SBT itu membeberkan, program tol laut di kabupaten penghasil minyak bumi itu sungguh dirasakan manfaatnya melalui keterpenuhan bahan pokok.
Menurutnya, dengan program ini, wilayah Kota Bula dan sekitarnya tidak lagi kekurangan stok, namun masalah harga belum bisa dikendalikan lantaran keterbatasan kontainer yang disiapkan.
"Alhamdulillah dengan badirnya tol laut di SBT, hari ini di seluruh wilayah SBT kita sudah tidak lagi mengalami kelangkaan kebutuhan pokok yang meresahkan masyarakat. Karena dengan hadirnya tol laut, ini sudah membantu untuk penyediaan stok. Hanya saja memang sampai hari ini, harga itu belum bisa dikendalikan akibat dari keterbatasan kontainer yang disiapkan oleh tol laut," bebernya. (*)
Pewarta : Azis Zubaedi