BERITABETA.COM, Namlea – Sebanyak 70 peserta mengikuti Pelatihan Destinasi Pariwisata, berlangsung dari tanggal 24 – 26 September 2019, bertempat di Hotel Grand Sarah Namlea, Kabupaten Buru.

Kegiatan Pelatihan Destinasi Pariwisata  dibuka Asisten I , Ir H. Masri Bugis di Hotel Grand Sarah pada Kamis pagi (24/9/2019). Hadir dalam kegiatan pembukaan itu, Asisten II, Drs Abas Pelu, sejumlah pimpinan OPD, dan Kadis Pariwisata Kabupaten Buru, Drs Istanto Setyahadi.

Kegiatan pelatihan ini melibatkan instruktur dari Politeknik Pariwisata Makassar dan Dinas Pariwisata Provinsi Maluku.

Masri dalam sambutan singkatnya di hadapan peserta pelatihan, menyampaikan salam Bupati Ramly Ibrahim Umasugi yang tidak dapat membuka kegiatan dimaksud karena sedang bertugas di luar daerah.

Membacakan sambutan tertulis bupati, Masri lebih jauh menjelaskan, bahwa dalam rangka peningkatan kunjungan Wisatawan di Kabupaten perlu dilakukannya Pelatihan Tata Kelola Destinasi Pariwisata agar setiap pelaku/pengelolah Destinasi Pariwisata dapat mengelolah destinasi pariwisata yang terstruktur dan sinergis yang mencakup fungsi koordinasi, perencanaan, implementasi, dan pengendalian organisasi destinasi secara inovatif dan sistemik.

Selanjutnya dalam konteks peningkatan ekosistem kepariwisataan, Tata Kelola Destinasi dapat mendorong peran sektor kepariwisataan untuk menjadi driver/co-driver dengan menggerakkan Academision, Business, Community, Government, Media (ABCGM) dalam skema Penta Helix, dengan membangun lingkungan dan mata rantai yang saling melengkapi untuk mewujudkan kualitas aktivitas, kapasitas dan pelayanan kepariwisataan yang memberikan manfaat kepada lingkungan dan masyarakat.

Olehnya itu, Dinas Pariwisata Kabupaten Buru telah mendorong berbagai program dalam pengembangan pariwisata salah satunya  dengan diadakannya Pelatihan Tata Kelola Destinasi Pariwisata.

Diharapkan, pelatihan ini dapat menimbulkan citra positif dan dapat menarik banyak wisatawan supaya melakukan perjalanan ke Kabupaten Buru.

“Saya berharap pengelola objek wisata harus menerapkan Sapta Pesona agar memunculkan animo yang baik dari pengunjung yang datang ke destinasi wisata yang ada di Kabupaten Buru. Hal ini akan memberikan keutungan untuk promosi bagi kita, karena dengan promosi lisan akan lebih meyakinkan pengunjung untuk datang ke destinasi yang kita miliki,”ucap Masri menyampaikan pesan bupati.

“Olehnya itu peran serta saudara-saudara dalam perkembangan dan pembangunan pariwisata di Kabupaten Buru sangatlah dibutuhkan guna mewujudkan 7 (tujuh) Unsur Sapta Pesona yaitu: Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan, Keindahan, Keramahan dan Kenangan,”imbuh Masri.

Sebelum mengakhiri sambutan, Masri  mengajak kepada kita semua, terutama Para peserta  agar dapat memanfaatkan Pelatihan ini sebagai wadah untuk pembelajaran sekaligus transfer ilmu pengetahuan tentang kepariwisataan.

Sementara itu , Kadis Pariwisata Kabupaten Buru, Istanto Setyahadi kepada awak media dalam sela-sela kegiatan menjelaskan,  kalau obyek destinasi pariwisata di daerah itu banyak dikelola pribadi dan desa yakni badan usaha milik desa (bumdes).

Untuk itu kegiatan pelatihan ini didasarkan kepada peserta yang ada di destinasi pariwisata yang ada di desa, baik perorangan maupun bumdes.

Istanto berharap dengan pelatihan ini, para peserta bisa trampil mengelola destinasi wisata di desa dengan standar-standar yang lebih baik.

Tujuan akhir, kata Istanto, destinasi wisata di pedesaan ini kebanjiran wisatawan, baik lokal, luar daerah maupun wisman, sehingga akan berimbas pula pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

“Pelatihan serupa akan dilakukan di tahun berikutnya dan kali ini baru diikuti 70 peserta,”demikian Istanto.(BBDUL)