Abdullah Vanath, Dulu Pejabat, Kini Konsisten Jadi Petani Pala

Hasilnya, tidak tanggung-tanggung Vanath perlahan telah menggeser ‘brand’ daerah penghasil pala di Maluku yang sebelumnya dikenal berada di Pulau Banda, kini mulai beralih ke kabupaten berjuluk ‘Ita Wotu Nusa” itu. Dari hasil kerjanya selama ini, AV sendiri telah mengembangkan kurang lebih sebanyak 60 ribu lebih populasi pala di beberapa lokasi.
“Kurang lebih ada tiga lokasi dan sebagiannya sudah berbuah dan sekarang terus dilakukan panen,” urainya.
Berapa hasil yang sudah diperoleh dari panen itu? Vanath menjelaskan, dari jumlah populasi yang ditanam itu baru sebagian yang berbuah. Kurang lebih ada 20 ribuan populasi yang sudah berproduksi. Sedangkan sisanya ditargetkan tiga sampai empat tahun mendatang sudah stabil berproduksi.
“Jumlahnya belum seberapa, namun setiap hari ada 3 sampai 5 kilogram buah pala yang kita panen. Inipun sistem panennya tidak menggunakan sistem yang dipakai petani kebanyakan. Kami memanen buah yang dagingnya sudah pecah, jadi memang tidak semua buah dipanen,” bebernya.
Konsep panen yang digunakan, menurutnya segaja diterapkan untuk efesiensi tenaga kerja dan juga mengutamakan kualitas pala. Dan yang paling penting yang menjadi sasaran dalam budidaya pala yang dikembangkan adalah pendekatan pala organik.
“Saya punya konsep tersendiri yang saya kembangkan, selain penennya memang melalui seleksi buah matang, tapi juga soal efesiensi tenaga kerja dan sekaligus menjaga mutu dari buah pala yang dihasilkan,” tandas Vanath.
Sampai saat ini, AV mengaku dari hasil panen yang dilakukan masih dikumpul dan jumlahnya sudah mencapai kurang lebih 1 ton, dengan waktu panen selama 3 bulan.
“Jadi penennya akan terus dilakukan setiap hari, sambil keliling kebun setiap hari kami memanen agar buah yang sudah matang tidak keburu jatuh ke tanah,”katanya.