Aktivis di SBT Demo Desak PLN ULP Bula, Pemda dan DPRD Fungsikan PLTD Kilmury

BERITABETA.COM, Bula — Aktivis di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) yang tergabung dari GMNI, LMND, PMII, KAMMI dan IMM melakukan aksi demonstrasi di Kantor Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Layanan Pelanggan (ULP) Bula, Kantor Bupati dan Kantor DPRD setempat pada Senin (8/7/2024).
Aksi demonstrasi itu dilakukan untuk mendesak PLN ULP Bula, Pemda dan DPRD SBT agar segera memfungsikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Kecamatan Kilmury yang dibangun beberapa tahun lalu.
Salah satu kader PMII Cabang SBT, Ahmad Kelian dalam orasinya meminta kepada Bupati dan Wakil Bupati setempat (Abdul Mukti Keliobas-Idris Rumalutur) untuk segera memfungsikan PLTD Kilmury.
Menurutnya, jika sudah ada listrik (penerangan) di Kecamatan Kilmury, masyarakat di sana akan merasakan dampaknya dalam berbagai aspek kehidupan.
"Kami minta untuk segera mengaktifkan dan menyalakan PLTD Kilmury," ungkap Ahmad Kelian.
Kepala PLN ULP Bula, Risdam Ridwan saat dikonfirmasi wartawan menandaskan, dia sangat merespon baik aksi demonstrasi yang dilakukan puluhan aktivis di daerah itu.
Risdam mengaku, langkah ini menjadi hal yang wajar dan seharusnya dilakukan oleh mahasiswa dan aktivis sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap kondisi Kecamatan Kilmury.
"Saya sampaikan terimakasih banyak teman-teman dari mahasiswa datang melalukan demonstrasi. Memang ini wajar dan sudah seharusnya sebagai pemuda harus bergerak lihat mereka punya daerah. Saya respek sekali dengan mereka punya tindakan," tandas Risdam Ridwan.

Ridwan menegaskan, sesuai visi-misi PLN, tentu PLN berkomitmen untuk melistriki seluruh pelosok, hanya saja kata dia, soal PLTD Kilmury ini masih terkendala pada masalah administrasi dari penyerahan status milik Pemda SBT kepada PLN.
Dia menjelaskan, saat ini status kepemilikan PLTD Kilmury ini belum secara resmi milik PLN, sehingga mereka belum bisa memastikan kapan PLTD ini akan difungsikan.
"Kalau Kilmury ini sisa masalah administrasi saja dari penyerahan atau statusnya. Karena disana status kepemilikan itu belum secara resmi milik PLN. Jadi PLN juga belum bisa pastikan, belum bisa janji atau genjot kapan nyala, karena itu bukan aset PLN. Jadi PLN tidak bisa semena-mena masuk tabrak," tegasnya.
Ia menambahkan, kendala administrasi itu berupa kelengkapan item di lokasi, Sertifikat Kelayakan Operasi berupa bangunan dan mesin serta beberapa dokumen lainnya.
Untuk itu, dia meminta kepada semua pihak untuk tetap bersabar sambil menunggu hasil dari penyelesaian administrasi antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) SBT dengan PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU).
"Secara garis besar yang saya bilang tadi. Dia punya sertifikat kelayakan, kemudian aksesoris-aksesoris pendukung apa yang dilengkapi di sana. Supaya nantinya PLN ambil alih itu sudah siap dan tidak ada masalah, misalnya status lahan juga penting. Jadi kita tunggu proses administrasi yang mereka selesaikan saja," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Ekonomi dan Sumber Daya Alam (SDA) Sekretariat Daerah (Setda) SBT, Fahrudin Kilwouw mengungkapkan, hingga 2022 lalu, kondisi PLTD Kilmury sudah sangat memprihatikan, mulai dari fasilitas gedung, mesin, travo dan lainnya.

Kilwouw membeberkan, sebagai langkah konkrit dalam mengurusi PLTD Kilmury, pada 2023 lalu Pemkab SBT bersama PLN melakukan kunjungan ke lokasi untuk melihat secara langsung item apa-apa saja yang harus diperbaiki.
"Kami koordinasi dengan PLN untuk bagaimana diperbaiki. Tentunya kami turun dengan PLN lalu item-item mana yang diperbaiki. Akhir 2022 dari mesin itu terbuka, kami kasih naik untuk dilindungi, abis itu 2023 benahi atap semua lalu bikin surat-surat izin tadi, termasuk SLO dan sertifikat tanah," ungkap Fahrudin Kilwouw.
Dia mengaku, saat ini sudah ada dua SLO, yaitu SLO salah satu dari dua unit mesin pada PLTD Kilmury dan SLO jaringan, namun permintaan lain dari pihak PLN kepada Pemkab SBT yang harus disiapkan adalah penyediaan air dan rumah dinas.
"PLN mau supaya harus pasang air dan rumah dinas satu sudah ada duluan. Kemarin saya sudah turun bor air semua dengan menara," akuinya. (*)
Pewarta : Azis Zubaedi