"Asam Padis" di Kota Kudus

Para atlet ini datang tanpa target. Dalam kondisi 'Asam Padis', karena minim jam terbang dalam kompetisi lokal dan juga persiapan yang singkat, tapi akhirnya mereka menjadi Garang di arena tanding.
Benar adanya, mereka menemukan support system yang tepat. Itu semua jika dilihat dari alasan kenapa mereka hadir di PON Beladiri 2025.
"Yang penting kita bisa berpartisipasi, bukan soal target prestasi," sekiranya itu pesan besar yang didorong Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa ketika bertemu pengurus KONI Maluku membahas soal PON Beladiri.
Dorongan awal ini kemudian menjadi "turbin" KONI Maluku bekerja ekstra dalam waktu yang terbatas. Sebagai saksi di arena tanding, saya harus bilang KONI dan Kontingen Maluku wajib bersyukur punya sosok pemantik semangat sekelas Prof Dr. Albertus Fenanlampir, M.Pd., AIFO.
Sosok yang didepak sebagai Komando Pengendali Kontingen PON Beladiri Maluku itu, punya skill berkelas dalam membangun jiwa heroisme atlet lewat pesan-pesan singkat yang luar biasa. Beliau setia dan juga supel mendampingi atlet hingga mereka bisa bangkit.
Pendeknya, atlet Maluku sudah mulai bangkit. Faktanya, datang tanpa target di PON Beladiri 2025, tapi mampu dulang 6 medali di event nasional.
Boleh jadi perjumpaan KONI Maluku dengan menu GASASA di Kota Kudus tempo hari, menjadi tanda baik, bahwa setiap perjuangan mulia akan melahirkan hasil yang memuaskan pada momentum yang tepat dan support system yang kuat.
Mari bangun olahraga Maluku dengan hati, karena setiap Asam Pedis yang dihadapi, hanya bisa dilewati dengan kebersamaan hati yang kuat (*)