BERITABETA.COM, Ambon - Gubernur Maluku, Murad Ismail, diberikan kesempatan bersama Presiden Joko Widodo [Jokowi] menuangkan air dalam Kendi Nusantara yang disiapkan di Titik Nol Ibu Kota Negara [IKN] Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin 14 Maret 2022.  

Air yang dituang ke kendi itu berasal dari Negeri Hila, Kecamatan Leihitu, yang dibawa Gubernur Maluku untuk melengkapi acara ritual dalam kemah yang digelar Presiden Jokowi itu.

Ritual menuangkan air dalam kendi di Titik Nol IKN ini juga diikuti oleh 32 gubernur yang diundang dalam kesempatan itu.

Uniknya, dalam live streaming Biro Pers Sekretariat Presiden, selain air dan tanah Gubernur Murad Ismail juga tampak membawa kamboti [kemasan yang terbuat dari daun kelapa] yang menjadi ciri khas Maluku.

Ritual itu diikuti satu per satu Gubernur secara bergiliran yang ikut membawakan tanah dan air dari daerah masing-masing untuk dituangkan di kendi yang disiapkan di  Titik Nol IKN.

Dari keterangan yang dihimpun media ini menyebutkan, ritual menuangkan air dan tanah yang dibawa masing-masing gubernur dilakukan sebagai lambang kearifan lokal dan menandakan Nusantara yang mengipun seluruh daerah dari Sabang Sampai Merauke. 

Selain Maluku, provinsi lain juga membawa tanah bersejarah. Seperti Papua dan Jawa Barat. Pemprov Papua menyetor tanah yang berasal dari 29 wilayah. Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan tanah yang dihimpun dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.

Ada pula tanah dan air yang terlebih dulu melewati proses ritual. Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat membawa air yang sudah diproses melalui ritual lokal.

Kemudian dari Jawa Timur diserahkan air dan tanah peninggalan Kerajaan Majapahit. Gubernur Jatim Khofifah Indarparawansa mengatakan air dan tanah dari Majapahit dibawa ke IKN karena memiliki nilai sejarah yang besar. Pasalnya kata 'Nusantara' merupakan bagian dari Sumpah Palapa yang diikrarkan oleh Mahapatih Gajahmada.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membawa tanah dari Kampung Akuarium, Jakarta Utara. Kampung itu merupakan daerah kumuh yang telah ditata oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Kampung Akuarium pernah mengalami penggusuran di era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Penggusuran dibatalkan usai Anies mengalahkan Ahok pada Pilkada 2017.

Hal serupa juga dilakukan oleh Provinsi Bengkulu yang menyetor tanah bersejarah. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah membawa tanah dari rumah pengasingan Proklamator RI, Sukarno.

Pemerintah Kolonial Belanda mengasingkan Bung Karno ke Bengkulu pada 1947-1942. Pada masa pengasingan itu, Bung Karno bertemu dengan calon istrinya, Fatmawati.

Dalam sambutannya, Presiden mangatakan, ritual penyatuan tanah dan air ini merupakan bentuk dari kebinekaan  dan persatuan yang kuat di antara semua daerah dalam rangka membangun Ibu Kota Nusantara ini. 

Ia juga menegaskan, kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, Polri, swasta, dan seluruh masyarakat dalam mendukung pembangunan ibu kota negara ini akan sangat membantu agar apa yang kita cita-citakan ini bisa segera terwujud

“Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para gubernur. Terima kasih pula  kepada seluruh komponen bangsa yang telah mendukung dimulainya pembangunan Ibu Kota Nusantara,” tandas kepala negara.

“Terima kasih yang sebesar-besarnya juga kepada lembaga-lembaga tinggi negara: MPR RI, DPR RI, DPD RI, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, dan seluruh komponen masyarakat dalam mendukung dimulainya pembangunan Ibu Kota Nusantara ini. Mudah-mudahan, kita berdoa, semoga hidayah dan barokah dari Allah Swt., memberikan kemudahan dan kelancaran kita dalam membangun Ibu Kota Nusantara ini,” pungkasnya.

Usai prosesi, Presiden dan Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan penanaman pohon di titik nol IKN. Presiden menanam pohon meranti merah sedangkan Ibu Negara menanam pohon kamper. Pada kesempatan itu, para kepala daerah juga menanam tanaman khas dari daerah masing-masing (*)

Editor : Redaksi