BERITABETA.COM, Masohi – Masohi Plaza (Maplaz) begitu orang menyebutnya. Sepintas keberadaannya akan dibayangkan mungkin serupa dengan Ambon Plaza (Amplaz), karena namanya yang mirip. Ternyata Maplaz punya cerita yang berbeda dan membawa kesan yang jorok.

Berada di jantung Kota Masohi, bangunan yang dibangun sejak tahun 2000 silam ternyata tidak tertata dengan baik. Dari tiga lantai yang diperuntukkan sebagai pusat perdagangan di kota berjuluk “pamahanunusa” ini hanya lantai 1 dan 2 yang dimanfaatkan, sedangkan lantai 3 terpantau tidak terpakai.

Beritabeta.com sempat menelusuri kondisi Maplaz yang dijadikan ikon di zaman kepemimpinan Bupati Rudolf Ruka itu, ternyata akses menuju lantai paling atas itu sudah ditutup.

“Lantai 3 sudah ditutup karena tidak berpenghuni dan kebanyakan dijadikan sebagai tempat esek-esek kaum muda waktu itu,”cetus Ahmad salah satu warga Masohi yang ditemui di lokasi perbelanjaan, Selasa (25/6/2019).

Lantai 3 Masohi Plaza

Tersiar kabar, sebelum ditutup lantai tiga gedung yang menjadi aset Pemkab Malteng itu, sempat menjadi tempat paling jorok. Bau amis pipis dimana-mana, karena pengunjung kerap pipis di lantai paling atas itu.

Sementara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malteng, sepertinya jarang terlibat  dalam menata gedung yang dipenuhi pedagang di lantai 1 dan 2 itu.

“Sejak diresmikan tahun 2015 silam kondisinya memang sudah begini. Soal retribusi tetap lancar kami setor, tapi soal servis memang tidak ada,”kata salah seorang pedagang yang enggan namananya dipublis itu.

Informasi yang dihimpun media ini, puluhan kios yang disewakan kepada pedagang per bulannya ditagih sebesar Rp. 120 ribu dan untuk pedagang yang menjual di ‘basement’ per bulan harus membayar Rp.50 ribu.

Ironisnya, pemasukan yang diperoleh setiap bulan oleh dinas terkait itu, tidak dibarengi dengan penataan dan servis yang baik. Lalainya instansi dibawa kendali Bupati Tuasikal Abua ini akhirnya berdampak terhadap pamor Kota Masohi yang kini bergeliat dalam hal penataan kota.

Menanggapi hal ini, Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah, Badko  HMI Maluku-Maluku Utara, Akib Sella yang dimintai pendapat terkait keberadaan gedung tiga lantai itu, hanya bergumam sambil menggelengkan kepala seakan enggan berpendapat terkait kinerja dinas dalam mengurus aset daerah tersebut.

“Ya seperti yang Anda lihat sendiri, Masohi ini memang banyak yang beruba bagus namun banyak pula yang tidak terurus, saya hanya bisa menilai apa yang dilakukan saat ini nanti akan berakhir dengan buruk, jika pihak pengelola atau pihak yang bertanggungjawab tidak disiplin dalam pengelolaannya,”tandas dia.

Akib Sella hanya meminta agar Pemkab Malteng dibawa kendali Bupati Tuasikal Abua untuk mengevaluasi lagi keberadaan sejumlah aset daerah yang tidak terurus, salah satunya gedung Maplaz itu.

Dia berpendapat, sebagus apapun kota ini akan dibangun kedepan dengan barbagai fasilitasinya namun jika pengelolaanya tidak baik tetap saja akan berakhir dengan kondisi yang tidak baik pula.

“Pesannya hanya demikian, Maplaz ditata lagi, kalau memang tidak efektif lantai 3 itu yang dimanfaatkan saja sebagai sarana olahraga. Misalnya untuk tempat fitnesh atau senam yang bisa saja difasilitasi oleh pemkab tenaga instrukturnya,” tandasnya. (BB-OVANS)