Berita Beta Dan Salam Jerusalem

Media dalam jaringan (daring) www.Beritabeta.com yang sedang anda baca ini, diluncurkan pertama kali pada pergantian waktu hari Rabu, 19 September 2018 pukul 11.59 Post Meridiem (PM) ke hari Kamis, 20 September 2018 pukul 12.00 Ante Meridiem (AM) atau pukul 00.00 AM.
Transisi waktu dari PM ke AM ini sengaja dipilih untuk sekadar pengingat bahwa setiap detik yang berlalu adalah berkah. Tuhan jualah yang menciptakan waktu, maka setiap detik adalah berharga. Betapa celaka, jika setiap orang, kelompok orang, atau sebuah bangsa membuang-buang waktu secara percuma.
Manusia tidak hanya hidup di dalam ruang, melainkan juga di dalam waktu. Sebab itu, manusia memiliki sejarah dan kenangan pada masa lalu, masa kini dan masa depan. Dalam dimensi ruang dan dimensi waktu, Beritabeta.com hadir menyemarakkan atmosfir milenial yang terkadang bising oleh hiruk-pikuk gelombang informasi, bahkan badai informasi.
Sebagai pendatang baru dalam jurnalisme daring di jagat maya Kepulauan Maluku, Beritabeta.com tentu perlu sekadar mengingat jasa Mark Drudge. Pada 19 Januari 1998, Mark meluncurkan kabar asmara terlarang Presiden Amerika Serikat Bill Clinton dengan Monica Lewinsky. Dua puluh tahun setelah jurnalisme daring lahir dari tangan Mark, barulah Beritabeta.com diluncurkan dari Ambon, tanah yang manis.
Tidak mudah meluncurkan sebuah media daring pada zaman ini, sebab dibutuhkan kesiapan yang paripurna. Dana, sumberdaya manusia, infrastruktur, konten jurnalisme, kode etik, hingga konsistensi, semuanya harus digerakkan secara simultan. Perang informasi yang kini merambah manusia abad ke-21, telah menuntut hadirnya media-media yang dapat dipercaya dan menjadi referensi dunia. Sungguh berat memang, tetapi semua awak Beritabeta.com bertekad memasuki hari-hari baik dengan segenap optimisme.
Pilihan tanggal peluncuran ini, bukan sebuah kebetulan. Meskipun bangunan web Beritabeta.com sudah siap jauh-jauh hari, tetapi dipilih sebagai tanggal sejarah. Tidak salah jika media daring ini menukik jauh ke belakang, pada hari Minggu, 20 September 1187 di Jerusalem. Inilah hari penting bagi kota suci umat Islam, Kristen, dan Yahudi.
Adalah Sultan Mesir dan Syria yang terkenal Yusuf bin Najmuddin al-Ayyubi atau Sultan Salahuddin. Sang jenderal dalam Perang Salib inilah yang memulai pengepungan Kota Jerusalem, dan akhirnya direbut pasukan Muslim pada hari Jumat, 2 Oktober 1187, bertepatan dengan 27 Rajab yaitu tanggal peringatan Isra Mi’raj.
Apa relevansi kisah Sultan Shalahuddin, Perang Salib, Kota tahun 1187 dengan media daring Beritabeta.com yang diluncurkan dari Ambon 2018? Tentu tidak ada hubungan. Akan tetapi, semangat pengampunan dan kasih sayang yang ditunjukkan oleh Sultan Salahuddin, adalah sebuah keteladanan yang monumental. Dunia yang terluka oleh bencana peperangan sepanjang masa, perlu mengambil hikmah dari sebuah kepedihan Perang Salib.
Dalam buku Khazanah Orang Besar Islam, Penerbit Republika, terungkap bagaimana sikap Sultan Salahuddin, sang penakluk. Tidak ada balas dendam. Sultan Salahuddin mengampuni semua penduduk Kristen Jerusalem. Hanya pejuang-pejuang Kristen yang diminta meninggalkan kota setelah membayar tebusan. Bahkan, dalam banyak kasus, Salahuddin memberi uang tebusan dari kantongnya sendiri dan memberi ongkos transportasi.
Masih dari sumber yang sama dikisahkan, tiba-tiba tersebar kabar bahwa setibanya di Inggris, Raja Richard sakit keras, maka Sultan Salahuddin yang juga seorang dokter itu merasa iba. Dengan pakaian yang lazim dipakai oleh orang Eropa dan topeng dari kulit di wajahnya, Sultan menyamar datang ke tempat tinggal Richard untuk mengobatinya. Ketika pakaian samarannya ditanggalkan, Raja Richard terkejut bahwa sang tabib ternyata musuhnya.
“Aku adalah orang yang memusuhimu, mengapa engkau tak membunuhku?” Tanya Raja Richard terheran-heran.
“Tidak, agamaku melarang membunuh musuh dalam keadaan lemah atau sakit,” jawab Salahuddin penuh ksatria.
Maluku adalah kepulauan yang berada nun jauh dari Jerusalem, dan juga rentang waktu 2018 ke masa 1187 adalah sudah terlalu lama. Akan tetapi, tidaklah salah jika Salam Jerusalem boleh dikenang karena terdapat semangat pengampunan, memaafkan, sebagaimana ditunjukkan Sultan Salahuddin. Pengampunan adalah sebuah nilai Islami yang universal, dan juga dikenal dalam ajaran Kristiani: “Ampuni kami seperti kami pun mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (penggalan doa Bapa Kami).
Dua puluh tahun sejak konflik 1999, orang Maluku telah memasuki satu fase pasca konflik yang penuh dengan pengampunan dan saling memaafkan. Kota Ambon menjadi kota damai, tempat semua suku dan agama bisa hidup secara penuh harmoni.
Beritabeta.com hadir pada tahun ke-18 abad ke-21, masa seribu tahun (milenium) ketiga. Tidak terlalu muluk, media daring ini ingin terus memperkuat eksistensi orang Maluku yang kultural, sekaligus (pernah) digdaya. Orang Maluku adalah orang pertama yang membuka pintu bagi bangsa-bangsa asing. Globalisasi dimulai dari pulau-pulau ini. Kekristenan di Nusantara, juga dimulai dari pulau-pulau ini yakni 1534. Perlawanan pertama terhadap kolonialisme dan imperialisme, juga dimulai dari pulau-pulau ini.
Kemerdekaan Republik Indonesia, juga tidak lepas dari jasa pejuang-pejuang dari Maluku. Bahwa hari ini orang Maluku menemukan posisinya yang terpuruk dalam arus pembangunan nasional, inilah sebuah dilema yang patut dicari jalan keluar, supaya sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dapat berwujud di Maluku. Beritabeta.com menempatkan diri berada di tengah jantung perjuangan orang Maluku untuk mencapai keadilan sosial.
Dengan mengusung visi “Bersama Rakyat Maluku Sepanjang Masa”, Beritabeta.com bertekad menjadi kawan berjuang bagi seluruh masyarakat di Maluku. Dengan visi ini pula, Beritabeta.com ingin menghidupkan semangat jurnalisme kewarganegaraan (civic journalism), yakni dengan melibatkan diri secara aktif dalam persoalan-persoalan pelik yang dihadapi masyarakat di daerah ini.
Sambil meluncurkan media daring Beritabeta.com awak media ini berbulat tekad melanjutkan tradisi jurnalistik yang dirintis Pendeta-Pendeta Belanda dari Indische Kerk melalui Surat Kabar Penghentar (1894), Ambon Vooruit (1917), dan SAIT (Sarekat Ambon Ina Tuni, 1921), maupun semua media perintis yang pernah terbit pada abad ke-19 dan abad ke-20.
Sebagai bayi yang baru lahir, Beritabeta.com membutuhkan dampingan dari para praktisi media yang sudah makan asam-garam dalam dunia jurnalistik. Apabila media ini menjadi baik, maka semua itu tentu berkat dukungan semua pihak, tetapi apabila media ini menjadi buruk, itu semata kelemahan para awak. Maka dengan segenap rendah hati dan tinggi cita-cita, Beritabeta.com diluncurkan. Semoga diterima dengan damai***