BERITABETA.COM, Ambon – Tragedi tenggelamnya speed boat yang menewaskan dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Perairan Pulau Wearhu, Maluku Tenggara (Malra), pada Selasa (1/7), mengguncang hati bangsa.

Kedua mahasiswa, Septian Eka Rahmadi dan Bagus Adi Prayoga, tengah menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai bagian dari pengabdian masyarakat.

Menanggapi peristiwa tersebut, Saadiah Uluputty, ST, Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKS Dapil Maluku, menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban, civitas akademika UGM, serta seluruh masyarakat Maluku.

“Mereka datang ke Tanah Kei membawa semangat ilmu, cinta, dan pengabdian. Mereka adalah pahlawan muda bangsa yang gugur dalam tugas mulia. Kehilangan ini sangat mendalam, dan kita semua berduka,” ujar Saadiah.

Ia menegaskan bahwa negara harus hadir sepenuhnya melindungi setiap warga negara, terlebih generasi muda yang menjalankan tugas pendidikan dan pengabdian di daerah terpencil dan rawan secara geografis.

“Kecelakaan ini adalah alarm keras. Kita tidak bisa lagi menutup mata terhadap minimnya jaminan keselamatan transportasi laut di wilayah kepulauan. Negara tak boleh lengah,” lanjutnya.

Sebagai Anggota DPR RI Komisi V yang membidangi transportasi, infrastruktur dan kebencanaan, Saadiah mendesak evaluasi total terhadap sistem keselamatan pelayaran, khususnya di wilayah-wilayah kepulauan seperti Maluku yang sangat bergantung pada moda transportasi laut.

“Perlu ada regulasi ketat dan pengawasan aktif terhadap armada transportasi laut, termasuk kelengkapan alat keselamatan, pelatihan awak kapal, serta sistem informasi cuaca yang real-time bagi masyarakat,” tegasnya.

Saadiah juga mendorong agar kerja sama lintas kementerian dan lembaga ditingkatkan, agar program-program seperti KKN-PPM yang melibatkan mahasiswa di daerah terpencil dapat memiliki protokol keselamatan yang jelas dan sistem perlindungan yang kuat.

Ia mengapresiasi langkah cepat tim SAR dan semua pihak yang terlibat dalam evakuasi serta pencarian korban, serta berharap mahasiswa lain yang ikut dalam rombongan mendapatkan pendampingan psikologis dan perlindungan maksimal.

“Kita tidak ingin semangat pengabdian anak-anak muda berakhir dengan kehilangan. Ini tugas kita bersama untuk memastikan, bahwa setiap anak bangsa bisa mengabdi dan kembali dengan selamat. Negara harus hadir, tegas dan tanggap,” pungkasnya (*)

Editor : Redaksi