Upaya pencegahan COVID-19 telah menarik perhatian para ilmuwan di berbagai negara. Ada dua hal yang menjadi fokus para ilmuwan yakni upaya mencegah proses penyebaran serta dampak dari COVID-19. Banyak peneliti cenderung melihat dari perspektif medis, ekonomi, sosial, hukum, dan psikologi.
Kalau ditarik lebih jauh sebelum krisis pangan di Jawa, sagu dari Maluku ini sudah diolah pabrik sagu milik Belanda pada abad ke-18. Tapi, kualitas sagu yang diolah di Maluku masih kalah dari sisi kualitas dengan sagu yang diolah di Singapore.
Kejadian ini bertepatan dengan tanggal 25 April yang merupakan hari dimana gerakan RMS diproklamirkan pada tahun 1950. Perayaan ini selalu diselenggarakan hampir tiap tahunya sebagai bentuk komitmen mereka untuk memisahkan diri dari NKRI.
Terlepas dari polemik sampai kapan situasi pandemi ini akan berakhir kenyataanya Covid-19 telah berhasil memporakporandakan tatanan kehidupan manusia pada berbagai sektor dan salah satu sektor vital yang juga terdampak karenanya adalah sektor pangan.
TINGGAL menghitung jam, kita akan berjumpa kembali dengan Ramadhann Kareem. Bulan penuh rahmat, maghfirah dan ampunan. Menjelang ramadhan ataupun lebaran, kata yang sering kita dengar adalah “mudik”.
Sejauh ini, keberadaan minyak bumi di Bula disedot tanpa ada penjelasan kepada rakyat. Pemerintah daerah dan masyarakat adat tidak memiliki akses yang memadai untuk ikut memastikan hak rakyat Seram dalam produksi minyak Bula. Lebih parah lagi, masyarakat Seram tidak tahu dan tidak merasakan dampak dari kekayaan alamnya. Ini masalahnya!
Keterasingan ini akibat melemahnya dukungan terhadap struktur politik yang ada dalam sistem politik, seperti parlemen, kepresidenan, kehakiman, partai politik, dan lainnya. Individu merasa bahwa struktur tersebut dianggap tidak lagi memperhatikan kepentingan mereka.
Prophetic values itu dapat kita simak pada Nabi Ayyub ‘alaihissalam (1540-1420 SM). Ujian yang datang dari Allah SWT bisa bermacam-macam, contohnya adalah diberikan penyakit, diambil harta kekayaan, serta diambil pula anggota keluarga.
Sepertinya, perilaku ‘ngeyel’ ini sudah menjadi budaya turun-temurun. Tak jarang kita jumpai ada sebagian masyarakat yang senang melanggar aturan. Padahal, aturan itu dibuat untuk keselamatan dirinya dan orang-orang di sekitarnya.
Syahdan, kabar itu menggema di seantero Maluku bahkan Indonesia. Setelah ramai diberitakan media massa Minggu malam, 5 April 2020, dengan sumber terpercaya Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku.