BERITABETA.COM, Ambon – Giat pencegahan penyebaran coronavirus disease (Covid-19) di Provinsi Maluku,  terus dilakukan di sejumlah pelosok. Di Pulau Saparua upaya ini dilakukan dengan melibatkan semua komponen masyarakat, menyusul temuan beberapa warga yang terkonfirmasi positif terpapar virus mematikan ini.

Hal yang sama juga dilakukan sejumlah pemuda di Negeri Siri Sori Islam (SSI), Kecamatan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng). Mereka terpaksa menggelar patroli di tengah laut untuk mencegah warga asal negeri itu di perantauan melakukan mudik jelang bulan Ramdhan 1441 Hijriah.

Patroli ini dipimpin Bintara Pembina Desa (Babinsa) Serda Abdul Basir Patty dan alemen pemuda setempat, Senin malam (20/4/2020).

Patroli di tengah laut yang dilakukan pada malam hari ini, dimaksudkan untuk mencegah arus mudik warga yang datang dari wilayah terpapar menggunakan transportasi laut speed boat yang marak terjadi di desa tersebut, jelang bulan suci ramadhan.

Aksi patroli ini,  juga disampaikan ke publik berupa video himbauan yang dibagikan ke sejumlah akun media sosial (facebook dan WhatsApp). Dalam video berdurasi 1 menit 32 detik itu, Babinsa Abdul Basir Patty yang didampingi kepala Pemuda Negeri SSI As Pelupessy mengatakan, patroli yang dilakukan ini akan berlangsung dalam waktu lama.

“Kami minta agar warga yang ada di perantauan untuk tidak pulang kampung, baik yang ada di kota Masohi, Ambon dan sekitarnya. Bila tetap pulang, maka basudara tidak sayang kepada keluarga di negeri (kampung halaman). Himbauan ini bersifat larangan,” tandas Babinsa.

Babinsa yang didampingi komponen pemuda itu mengatakan, upaya patroli yang dilakukan merupakan bentuk keprihatinan atas kondisi yang terjadi. Dan atas kegiatan ini, mereka mamastikan untuk tidak segan-segan bertindak bila ada warga yang tetap mudik.

“Yang mencoba melanggar akan kami beri tindakan, siapapun orangnya kami akan hadapi bersama aparat kepolisian,” tagas Babinsa.

Rencana Tutup Wilayah Lease

Sebelumnya,  Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua, SH usai memimpin Musrembang kabupaten Maluku Tengah tahun 2021 di Baeleo Soekarno, Pandopo Bupati, Masohi beberapa waktu lalu, telah menyampaikan rencana menutup sementara wilayah Lease (Pulau Saparua, Haruku dan Nusalaut) guna mengantisipasi penularan virus corona di daerah tersebut, termasuk memperketat pengawasan di setiap pintu masuk pada masing-masing wilayah.

Rencana ini disampaikan menyusul terungkapnya tiga warga di Pulau Saparua yang positif terjangkit Covid-19.

Tuasikal menegaskan, saat ini langkah-langkah yang teleh dilakukan oleh pihak pemerintah kabupaten Maluku Tengah, yakni mendirikan posko pada seluruh kecamatan terutama pada pintu-pintu masuk masing-masing daerah guna memeriksa setiap orang yang datang dari luar guna memberikan rasa aman bagi warga disetiap kecamatan hingga ke desa.

Pihaknya akan melakukan pembahasan bersama dengan melibatkan seluruh stakeholder soal rencana penutupan sementara wilayah Lease dan sekitarnya, jika hal ini nantinya jadi diberlakukan maka setiap warga dilarang untuk melakukan kegiatan bepergian keluar daerah, termasuk melarang adanya pendatang hingga batas waktu yang nantinya ditentuakan.

Tuasikal juga memastikan berbagai langkah cepat telah dilakukan pemerintah kabupaten Maluku Tengah, mulai dari memberikan himbauan tidak keluar rumah, memakai masker, menjaga pola hidup yang bersih dan sehat, termasuk memeriksa setiap pendatang yang masuk melalui pelabuhan, bandara serta mengkarantina para pendatang yang berasal dari pulau Jawa dan Sulawesi selama 14 hari.

Sementara di Pulau Saparua yang terdiri dari dua kecamatan protokol penagaman dalam pencegahan peneyebaran Covid-19 telah dilakukan dengan maksimal, melibatkan semua unsur pemerintahan di desa-desa.

“Semua desa yang ada di kecamatan ini, sudah menjalankan protokol pengamanan dari penyebaran Covid-19 sesuai arahan dan perintah yang disampaikan Bupati Maluku Tengah yang juga Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Maluku Tengah, “ ungkap Camat Saparua Timur, Halid Pattisahusiwa kepada beritabeta.com.

Dikatakan, upaya pencagahan ini terutama dilakukan dengan mengawasi ketat warga pendatang atau pelaku perjalanan yang masuk ke sejumlah desa. Salah satunya harus menjalani karantina. “Kami juga sudah menghimbau kepada semua warga asal Pulau Saparua, terutama di Kecamatan  Saparua Timur, agar tidak dulu pulang ke kampung sebagai tindakan memutus mata rantai penyebaran virus mematikan ini,” tandasnya (BB-DIO)