Cerita Kawaja dan Khawaja Sebuah Cocoklogi?

Bahkan para keturunan India sendiri dari kaum Mardijkers (para budak yang dimerdekakan) asal India menurut Sejarawan Simon Maelissa dalam Jelajah Pusaka Bahari Teluk Ambon yang digelar oleh Balai Arkeologi Maluku, sampai sekarang masih sulit ditelusuri, baik keturunan maupun tempat-tempat yang pernah dihuni oleh mereka.
Sejauh ini belum ada peneliti yang berhasil menemukan jejak Mardijkers di Ambon, ia mengatakan sulitnya menelusuri jejak Mardijkers asal India Selatan dan Nepal, disebabkan oleh pembauran yang terlalu mendalam, seperti perkawinan campuran antara mereka dengan masyarakat lokal dan bangsa Portugis yang seharusnya menjadi proses asimilasi budaya, tapi tidak terjadi demikian.
Diduga akibat dalamnya pembauran tersebut, para Mardijkers juga mengganti nama dan marga mereka mengikuti bangsa Portugis dan masyarakat lokal, sehingga menyebabkan tidak adanya ciri khas tradisi, budaya maupun kesenian khas India maupun Nepal yang ditinggalkan.
Dalam beberapa catatan sejarah disebutkan bahwa rata-rata para Mardijkers menganut agama Kristen Katolik mengikuti bangsa Portugis, tapi kemudian berganti menjadi Protestan setelah Hindia-Belanda mengambil alih Ambon.
Perkawinan campuran memang memberi pengaruh besar. Tidak ada catatan penggunaan nama dan marga asli mereka, sepertinya mereka juga mengubahnya untuk menyesuaikan diri. Ciri tradisi dan budaya juga tidak bisa ditemukan,” katanya.
Sementara menurut Annas Salim, salah satu sesepuh Kampung Pekojan, awal cerita kampung dan Masjid Pekojan di Semarang bermula semenjak 150 tahun silam, dimana banyak saudagar Pakistan dan India yang memilih menetap di Kota Lumpia ini.
“Koja sendiri memiliki arti kampung yang didiami oleh suku-suku sempalan dari India dan Pakistan. Suku-suku terdahulu memang memilih hijrah dan syiar Islam di sejumlah tempat. Semarang salah satunya, ” ujar Annas kepada VIVA co.id di Masjid Pekojan, Semarang, Rabu, 8 Juni 2016.
Jika sejarawan Maelissa mengungkapkan sulit mencari jejak kaum mardijkers asal India sampai saat ini, tapi ada informasi turunan pekojan India/pakistan muslim kini tinggal 1 atau 2 fam/marga yg kini masih bertahan di Ambon turunannya itu masih memakai marga India itu sampai sekarang, munhkin gnerasi ini adalah generasi baru saat dating ke Ambon. Wallahu Alam (***)