Cerita Ramadan di Belanda

Idul Fitri
Penghujung Ramadan akan tiba dan Muslim di Belanda bersiap menyambut Idul Fitri. Kebanyakan masyarakan Muslim Indonesia di Belanda akan shalat di masjid al Hikmah Den Haag. Biasanya jamaah penuh sampai keluar masjid di alas dan tenda yang telah disediakan panitia.
Pernah shalat Idul Fitri dibagi menjadi 2 kali karena banyaknya warga Muslim yang datang. Biasanya ini terjadi saat Idul Fitri bertepatan dengan hari libur.
Ya memang ada beberapa kantor yang tidak mengizinkan karyawannya izin karena alasan melaksanakan ibadah. Sekolah anak-anak pun tidak semua libur tapi sekolah memberikan izin bagi siswa Muslim yang ingin beribadah.
Setelah shalat Idul Fitri warga Muslim Indonesia biasanya akan datang ke rumah Duta Besar RI untuk kerajaan Belanda untuk silaturahmi dan menyantap hidangan yang disediakan KBRI Den Haag.
Acara ini terbuka untuk warga Indonesia di Belanda bukan hanya warga Muslim. Kehangatan ini bisa sedikit mengobati rasa rindu terhadap kelurga di kampong halaman.
Dengan segala keterbatasan yang ada, masyarakat Muslim Indonesia di Belanda harus bersyukur karena bisa melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lain selama bulan Ramadan.
Kebebasan beragama dan tidak beragama dijamin oleh undang-undang Belanda sebagai negara liberal. Kita bisa lihat muslimah memakai kerudung di ruang publik Belanda setiap hari. Ini membuat masyarakat Muslim di Belanda merasa tenang dalam melaksanakan kewajibannya sebagai Muslim.
Adanya masjid-masjid dan komunitas-komunitas Muslim lainnya membuat Ramadan lebih hangat dan meriah. Tentu, ada isu-isu keagamaan terkait Muslim yang mencuat di masyarakat plural seperti Belanda. Akan tetapi, sejauh ini pemerintah Belanda mampu mengaturnya dengan baik.
Dalam tulisan lain, mungkin akan saya bahas tentang tantangan-tantangan hidup sebagai Muslim di Belanda (*)
Sumber : https://nubelanda.nl