Kembali ke pagi buta itu, setelah umpan cumi diperoleh,  Opan pun tancap gas. Mesin tempel 15 PK yang terpasang di perahu fibernya memacu laju perahunya menuju titik sasaran.     

Lokasi yang disasar tepat berada pada wilayah pengelolaan perikanan 715 (Laut Seram). Biasanya jarak tempuh mencapai 10 -20 mil laut bahkan lebih, tergantung posisi arah gerombolan  lumba-lumba ataupun kawanan burung yang ditemui.

“Kami harus berhadapan dengan cuaca yang kurang bersahabat atau ombak besar dan angin kencang saat melaut. Hampir sebagian waktu kami habiskan  di tengah laut, sebab waktu pendaratan ikan biasanya di pukul 17.00 sore hari maupun malam,” ungkap Opan.

Opan mengaku, menjadi nelayan skala kecil pancing ulur penangkap tuna adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Apalagi mereka telah memperoleh Sertifikasi MSC sebagai bentuk pengakuan dunia internasional terhadap aktifitas penangkapan ikan yang dilakukan dengan tetap menganut prinsip-prinsip berkelanjutan.

“Jika dulu kami mengandalkan kemampuan masing-masing orang dalam melakukan penangkapan ikan tuna, namun sekarang kami  lebih terorganisir lagi dalam bentuk kelompok nelayan,”pungkasnya.

“Kami harus mematuhi prinsip maupun indikator dalam melakukan penangkapan ikan sesuai standar MSC yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tutur Opan.  

Menurut Opan, dirinya banyak belajar proses penangkapan ikan yang berkelanjutan yang berarti menangkap dengan menjaga stok ikan yang cukup di laut dan melindungi habitat serta spesies yang terancam.

Ia bilang, menjaga laut dan masyarakat yang bergantung pada penangkapan ikan agar dapat mempertahankan mata pencaharian mereka maupun dari sisi pendataan  

“Alhamdulillah untuk hasil tangkapan di saat musim tangkap bisa mencapai 4-5 ekor dan harganya kisaran 8 jutaan setelah di loin yang dijual di perusahaan, apalagi dengan sertifikasi MSC dari sisi harga semakin memadai “ terangnya.

Meski demikian, Opan dan puluhan nelayan tuna lainnya juga berharap, kiranya dukungan terus diberikan dari semua pihak baik Pemerintah, Pelaku Usaha perikanan, akademisi, LSM, media dan masyarakat.

“Kami berharap semua pihak mendukung, agar penangkapan ikan yang dilakukan nelayan skala kecil untuk perikanan tuna ini terus berlangsung dengan dukungan kebijakan regulasi dan anggaran serta sarana prasarana untuk melengkapi kebutuhan operasional nelayan,” pintanya (*)

Pewarta : Amirullah Usemahu

Editor : Dhino Pattisahusiwa