Dampak Kenaikan Harga Beras, DKP Maluku Usung Program Lumbung Pangan
BERITABETA.COM, Ambon - Menyikapi arahan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian agar masyarakat dapat beralih mengkonsumsi pangan selain beras, mulai disikapi oleh Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Provinsi Maluku.
Arahan Mendagri yang disampaikan menyusul gejolak naiknya harga beras di pasaran akibat dampak elnino ini, menjadi perhatian tersendiri oleh DKP Maluku. DKP saat ini tengah merencanakan untuk membangun sejumlah Lumbung Pangan di beberapa wilayah kabupaten.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Maluku, Dr. Achmad Jais Ely menjelaskan, meski harga beras di pasaran nasional terus naik hingga melampaui harga eceran terendah (HET), namun untuk Provinsi Maluku, gejolaknya belum terlalu dirasakan. Pasalnya, kata dia banyak dari penduduk di Maluku masih mengkonsumsi pangan selain beras.
“Di Maluku gejolak harga beras tidak terlalu terasa, karena gencarnya dilakukan operasi pasar, pangan murah dan adanya distribusi beras cadangan (CPP) yang terus dilakukan pemerintah. Dan banyak dari masyarakat Maluku masih mengkonsumsi pangan selain beras,” ungkap Jais di Ambon, Selasa (10/10/2023.
Menurutnya, masyarakat Maluku yang menetap saat ini memang sangat tergantung dengan pangan beras, namun mereka yang tinggal di pulau-pulau di Maluku tidak semuanya mengkonsumsi beras.
“Banyak penduduk kita di pulau-pualu itu masih mengkonsumsi pangan lokal seperti sagu, umbi-umbian, jagung, sukun, dan lain-lain, dan itu merupakan dampak positifnya. Ini artinya dampak dari kenaikkan harga beras jika dikomparasikan/dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia maka, Provinsi Maluku masih dalam taraf aman,” tandasnya.
Jais menjelaskan, di tahun 2023 ini DKP Maluku akan membuat program Lumbung Pangan pada masing-masing gugus pulau.
Selama ini, data yang dihimpun yang menjadi cakupan dari pada pangan nasional adalah potensi/lumbung padi di kabupaten sentra seperti Seram Bagian Barat (SBB), Seram Bagian Timur (SBT), Maluku Tengah dan Buru, sementara kabupaten/kota lainnya tidak ada.
“Wilayah-wilayah yang tidak terdapat produksi beras ini yang akan kita sasaran dengan membangun Lumbung Pangan disana dengan mengembangkan pangan local sesuai ciri khas daerahnya,” paparnya.
Ia mencontohkan, di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) yang dikenal dengan potensi pangan lokal jagung, disana akan dilakukan pengembangan jagung disana, sehingga masing-masing daerah akan menjadi lumbung pangan sesuai ciri khas pangan lokalnya.
“Saya mau mengkonsepkan ini untuk selanjutnya diprogramkan dalam tahun 2024, baik melalui APBD Maluku maupun Dana Dekon yang akan diusulkan kepada Badan Pangan Nasional,” katanya (*)
Editor : Redaksi