BERITABETA.COM, Jakarta – Sikap Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang rencananya akan memberikan bocoran soal saat debat Capres di Pilpres 2019, terus menuai tanggapan.  Wasekjen Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsudin menilai sikap KPU dengan merencakan hal ini dinilai lucu.

“Hal tersebut baru pertama kali dilakukan di Indonesia,” kata Didi Irawadi Syamsudin saat diskusi Pojok Jubir bertema ‘KPU Batal Sosialisasikan Visi Misi Paslon, Ada apa?’ di Media Center Prabowo-Sandi, Jl Sriwijaya I No 35, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (7/1/2019).

“Saya pernah buka referensi berbagai pemilu di dunia dimana mana, rasanya gak ada itu dapat pertanyaan kalau harus dikirim dulu, dikirim dulu berarti bikin contekan, bisa bikin contekan,” kata Didi.

Menurutnya, debat tersebut seperti kontes putri Indonesia maupun miss universe, layaknya pertanyaan dimasukkan dalam amplop dan diundi kepada para kandidat. Padahal, kandidat pemimpin negara pasti mengerti dan mampu menjawab masalah negara. Apalagi yang sudah punya pengalaman memerintah.

“Apa yang menjadi persoalan bangsa ini tentunya tanpa diberikan pertanyaan harusnya sudah tahu sudah bisa dijawab, jadi lucu ini, ini kalah dengan kontes putri Indonesia mustika ratu, apalagi sama kontes miss universe,” pungkasnya.

Diskusi juga dihadiri Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Simanjuntak, Politisi Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) Nasir Djamil, Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso dan Politisi Partai Demokrat Imelda Sari sebagai moderator.

Dipermalukan Saat Debat

Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman, mengatakan penyampaian kisi-kisi pertanyaan untuk debat capres-cawapres Pemilu 2019 dilakukan  untuk melindungi masing-masing kandidat tersebut. KPU tidak ingin para kandidat dipermalukan karena pertanyaan yang tidak substansial.

“KPU memutuskan menyampaikan terlebih dahulu kisi-kisi pertanyaan terhadap empat tema yang nanti akan diserahkan kepada paslon baik nomor 01 dan paslon 02. Jadi kami mengambil keputusan itu karena kami juga menerima masukan dari masing masing paslon capres-cawapres,” ujar Arief kepada wartawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/1/2019).

Dia melanjutkan, kisi-kisi pertanyaan diberikan supaya masing-masing paslon mempunyai kesempatan untuk mempersiapkan diri. “Kami tidak ingin ada paslon yang istilahnya dipermalukan atau diserang karena persoalan-persoalan atau pertanyaan-pertanyaan yang sangat-sangat teknis dan tidak substansial. Kami juga ingin martabat paslon terjaga dari persoalan yang sangat teknis,” tegas Arief.

Belajar dari berbagai pengalaman, kata Arief, ada pihak-pihak yang sengaja menanyakan hal teknis yang tidak penting. Tujuan dari pertanyaan seperti itu hanya untuk menjatuhkan pihak lain.

Padahal, debat publik merupakan salah satu metode kampanye. Tujuan utama pelaksanaan debat yakni menyampaikan visi, misi, program kepada masyarakat sehingga mereka memahami serta mendapatkan referensi tentang masing-masing calon pemompommya. “Kalau itu tidak tersampaikan dengan baik, tujuan utama kampanye tidak tercapai,” tukas Arief.

Karena itu, KPU sengaja memberikan enam segmen dalam debat capres-cawapres mendatang. Sebanyak empat segmen di antaranya, digunakan untuk menjawab pertanyaan yang sudah disampaikan kisi-kisinya kepada masing-masing paslon.

Sementara itu, dua segmen lainnya digunakan untuk menjawab pertanyaan secara tertutup. “Masing-masing paslon tidak tahu apa yang akan ditanyakan. Paslon 01 bertanya kepada paslon 02, paslon 02 bertanya kepada paslon 01 dan akan saling menanggapi. Jadi, harapan publik terkait dengan pertanyaan yang tertutup itu masih disajikan masih tersedia di dalam debat ini,” papar Arief.

Sebagaimana diketahui, debat pertama capres-cawapres Pemilu 2019 akan digelar di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, 17 Januari 2019. Debat dimulai pukul 19.00 WIB. Debat pertama ini akan mempertemukan pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno.

Debat tersebut akan mengangkat empat tema, yakni hukum, HAM, korupsi dan terorisme. Debat rencananya akan dipandu oleh dua moderator, yakni Ira Koesno dan Imam Priyono. (BB-ROL-MRC)