Kota daulah Islam ini, tersedia lebih kurang 900 kamar mandi umum. Sementara toilet di rumah - rumah penduduknya di lantai 2, sudah lengkap dengan sistem sanitasi pembuangan limbah dan aliran air bersih.

Di istana kerajaan dan rumah para orang - orang kaya, kamar mandi mereka berlapis keramik dengan mozaik yang menawan bahkan dilengkapi dengan toiletries, seperti sabun, shampoo, pasta gigi, body lotion, mouth wash dan sebagainya. Begitulah sebab ajaran Islam yang memang mengatur urusan bersuci.

Sampai ketika Andalusia jatuh ke tangan Ferdinand dan Issabel, semua toilet diperintahkan dihancurkan. Kebiasaan jarang mandi di masyarakat Eropa diberlakukan lagi.

Kaum muslimin yang terbiasa mandi, dijegal dengan kebijakan teraneh sepanjang sejarah. Perintah dilarang mandi bagi kaum muslimin dikeluarkan. Mereka berpikir, dengan adanya aturan ini, dipastikan kaum muslimin tak dapat berwudhu untuk sholat.

Berbeda dengan Konstantinopel, sewaktu dibebaskan Muhammad Al - Fatih, salah satu perintah sang Sultan, adalah membangun 1400 toilet umum karena tak ada satupun toilet umum tersedia di kota itu.

Di era yang sama, masyarakat Inggris dan Eropa pada umumnya, masih menggunakan semacam pispot lalu membuang airnya dari jendela - jendela rumah mereka. Bagi masyarakat mampu, mereka membuat kamar kecil yang menempel pada dinding kastil. Ruang ini mereka namakan garderobe.

Garderobe juga dipakai sebagai kamar penyimpan pakaian. Mereka yakin bahwa bau tak sedap dari ruang ini dapat menjauhkan lalat dan ngengat dari pakaian - pakaian mereka. Hingga kini istilah garderobe masih digunakan. Artinya lemari penyimpan pakaian atau ruang ganti.

Suatu waktu, pernah terjadi kondisi yang mengerikan saat saluran limbah garderobe menuju sungai, mencemari pasokan air minum.

Masyarakatnya terserang penyakit kolera, tifus dan sejenisnya. Setengah penduduk dari kelas pekerja, mati sebelum berusia 5 tahun.

Konon, sepatu berhak tinggi, berasal dari Inggris, tidak lain untuk menghindari (maaf) kotoran manusia yang bertebaran di sepanjang jalan kotanya. Jadi saat umat Islam sudah mempunyai toilet - toilet umum, Eropa pada umumnya belum tahu cara bagaimana buang air yang baik dan benar.

Kini mereka tumbuh memimpin peradaban. Mereka buktikan kebenaran lisan Allah. Lemahnya kaum muslimin membuat dunia ini Allah titipkan kepada mereka meskipun tak ada  Allah dan RasulNya di bilik iman mereka. Inilah keadilan Allah tanpa memihak.

Walau hanya mengandalkan tisu sebagai pembersih di toilet. Kamar - kamar kecil mereka nampak bersih. Bagi umat Islam di sini,  tentu ekstra shower kecil sebagai keharusan  memenuhi sahnya sholat dengan syarat istinja. Hilang rasanya, hilang baunya dan hilang warnanya.