BERITABETA.COM, Ambon – Gelombang protes terkait hasil seleksi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang dilakukan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik  (Kesbangpol) Provinsi Maluku terus bergulir.

Protes itu bergulir menyusul adanya dugaan seleksi untuk mengirimkan wakil Maluku pada Upacara  17 Agustus Tahun 2024 tingkat Nasional tidak adil.

Menyikapi hal ini puluhan mahasiswa yang tergabung Gerakan Mahasiswa Alifuru (Gemafuru) menggelar demonstrasi di Kantor Gubernur Maluku, Rabu (12/06/2024).

Mahasiswa menduga seleksi Paskibraka Nasional yang dilakukan oleh Kesbangpol Provinsi Maluku sarat dengan Kolusi dan Nepotisme  terhadap Tristian Yelumatalale siswa Kelas 10 SMA Negeri 3 Kabupaten  Seram Bagian Barat (SBB).

Dalam aksinya mahasiswa mempertanyakan proses seleksi sehingga menggugurkan Tristian Yelumatatle, padahal siswa kelas 10 SMN 3 Kabupaten SBB itu dinyatakan lolos seleksi dengan peringkat satu dari utusan daerah dengan total nilai rata 89,46.

Dari tes intelegnsi umum (PIU), Tristan memeperoleh nilai 90, Tes  Wawasan Kebangasaan (TWK), nilai 75, Wawancara dengan nilai 96 demikian halnya dengan Kesehatan, Jasmani, Parade dan PBB.

Mahasiswa juga mendesak DPRD Maluku memanggil tim seleksi Paskibraka Maluku terkait dengan adanya dugaan KKN dimaksud.

Menjawab semua tudukan itu, Kepala Kesbangpol Provinsi Maluku, Daniel Indey menjelaskan seluruh proses seleksi sudah dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Saat menemui pendemo, Daniel mengaku seluruh proses yang dilakukan sesuai ketentuan dan sesuai dengan peringkat. Dan penentuan keberangkatan kontingen Paskibarka menjadi kewenangan tim seleksi pusat berdasarkan hasil yang diraih.

Ia pun mengaku, sebelumnya telah menginformasikan kepada para calon Paskibraka untuk menjalani MCU di Laboratorium Kesehatan Maluku dan RSUD Haulussy Ambon.