Digadang Gantikan Gandum, Gengsi Sagu Mulai Meroket, Ini Janji Pemerintah
BERITABETA.COM, Ambon - Sebelum Pemerintah Provinsi [Pemprov] Maluku sukses memecah Rekor Musium Rekor Indonesia [MURI] Pemerintah Pusat melalui (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog), telah menargetkan akan membangun Pabrik Pengolahan Sagu di sejumlah daerah.
Rencana ini diungkap Kepala Divisi Pengadaan Komoditi Perusahaan Umum Bulog Budi Cahyanto. Meski tak dirinci daerah mana saja yang akan disasar.
Budi menjelaskan, rencana pembangunan pabrik sagu akan dilakukan sebagai langkah diversifikasi produksi dan konsumsi pangan yang selama ini didominasi dengan beras.
"Sagu ini kita tawarkan menggantikan gandum yang mahal dan langka akibat perang Ukraina-Rusia," ucap Budi Cahyanto dalam Webinar Tantangan Pangan Hadapi Krisis Global, Jumat (19/8/2022).
Dikatakan, Bulog akan menggaet pihak swasta untuk bersama-sama mengembangkan hilirisasi produk dari bahan baku sagu yang nilainya masih belum optimal.
Tidak hanya membangun pabrik pengolahan, Perum Bulog juga akan membuat produk turunan sagu seperti mie sagu.
“Masyarakat tidak perlu khawatir karena gandum bukanlah konsumsi utama dari masyarakat. Ke depan impor gandum ini hanya untuk food grade seperti misalnya industri pembuat roti," tuturnya.
Janji pemerintah untuk fokus mengembangkan sagu juga disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Ia menyebut stok gandum dalam negeri saat ini hanya bisa bertahan hingga maksimal Oktober. Adapun jumlah kebutuhan gandung per tahun di Indonesia sebanyak 11,8 juta ton.
Airlangga mengatakan dalam mengantisipasi kelangkaan gandum, pemerintah akan melakukan diversifikasi dengan mengembangkan sorgum di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Pemerintah sendiri menyiapkan substitusinya, di rapat internalkan, yaitu dalam persiapan pengembangan sorgum dalam bentuk prototype di NTT Flores, juga pengembangan tanaman sagu sedang didalami oleh pemerintah, dan kesiapan dari cassava," kata dia.
Dalam sebuah kesempatan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS menguraikan ada tujuh prioritas PMN (Penyertaan Modal Negara) untuk BUMN Pangan. Salah satunya adalah komoditas sagu.
Investasi dan bisnis bahan pangan pengganti beras harus dilakukan secara terpadu yang meliputi, sagu, sorgum, porang, dan lainnya.
Rokmin memaparkan, ketahanan pangan sangat strategis bagi kemajuan, kesejahteraan dan kedaulatan bangsa.