Empat Faktor Ini yang Bikin Pendidikan di Daerah Maju

BERITABETA.COM, Ambon – Calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Partai Hanura, Soedeson Tandra mengatakan, ada empat faktor yang dapat memajukan kualitas pendidikan di pelosok daerah di Maluku.
“Pertama, penempatan tenaga pengajar yang tepat (the right man on the right place). Kedua, kualitas pengajar itu. Ketiga, kurikulum yang digunakan. Dan keempat, menurut saya Ujian Nasional harus dihapus,” kata Soedeson Tandra di Ambon, Jumat (01/03/19).
Menurut dia, Ujian Nasional harus dihapus lantaran anggaran yang digunakan terlalu besar, mencapai trilyunan rupiah. Padahal, anggaran sebesar itu bisa ditambahkan untuk kebutuhan daerah-daerah seperti Maluku.
“Kalau UN dihapus, maka ada dua kemungkinan yang kita dapat. Pertama, anggarannya yang trilyunan itu bisa ditambahkan untuk belanja daerah-daerah seperti Maluku. Kedua, pendidikan dasar itu bisa diarahkan untuk penguatan potensi lokal, misal kebudayaan (masing-masing daerah), bahasa daerah dan lainnya,” katanya.
Dia mengatakan, kualitas pendidikan di daerah-daerah di Maluku sangat rendah. Hal itu akan menjadi perhatiannya, jika dia terpilih dan duduk di Senayan sebagai anggota DPR RI periode 2019 – 2024 mendatang.
Sebelumnya, Soedeson Tandra pernah menyampaikan gagasannya tentang pembangunan di Maluku yang mesti difokuskan pada bidang pendidikan dan pariwisata.
Pendidikan yang dia maksud adalah pendidikan kedaerahan, yakni yang berbasis potensi daerah. Orientasi pendidikan harus disesuaikan dengan sektor-sektor unggulan di daerah itu.
“Tujuan pendidikan cuma satu, menghasilkan perubahan. Kita yang provinsi kepulauan, jika mau kembangkan perikanan, harus ahli di bidang itu. Pendidikan harus diarahkan ke laut. Jangan asal menjiplak dari Jakarta,” ujarnya.
Sementara di bidang pariwisata, dibutuhkan infrastuktur yang dapat menunjang ketertarikan wisatawan untuk berkunjung ke Maluku.
Dia mencontohkan, pesona Pantai Ora (Ora Beach) di Pulau Seram yang terkenal hingga ke tingkat dunia, hanya bisa dinikmati dengan menempuh perjalanan selama beberapa hari. Hal itu disebabkan, infrastruktur yang ada saat ini belum memadai. Padahal, bila itu dikembangkan, dapat mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan ke daerah itu, yang tentunya berimbas pada peningkatan pendapatan masyarakat. (BB-ENY)